Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Anak Populer VS Anak Tidak Populer

Featured Story

Tips Buat Orangtua Dalam Melatih Kemandirian Anak Prasekolah

Adalah hal yang wajar jika di sekolah ada anak paling populer atau terkenal dan disukai oleh teman-temannya. Dan jika anak itu adalah anak Mom, maka Mom patut bersyukur karena ia memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Namun, bukan berarti Mom tidak memantau pergaulannya, ya!

 

Salah satu ciri dari anak yang populer di sekolah adalah selalu dihampiri oleh teman-temannya dan akan selalu ditunggu kehadirannya dalam setiap acara sekolah. Anak yang seperti itu bisa dibilang pintar dalam hal bergaul dengan orang lain dan dapat bergabung dengan kelompok manapun. Selain itu, ia juga memiliki kharisma yang dapat memudahkannya menjadi pemimpin serta memberikan ia kepercayaan diri untuk berbicara di depan umum.

 

Yang patut Mom perhatikan, jangan sampai anak yang merasa terkenal di antara teman-temannya menjadi bersikap bossy dengan memanfaatkan kemampuannya tersebut dan ditakuti oleh teman-temannya. Kemudian, pantau juga apakah anak malah sengaja menggunakan pesonanya untuk selalu mendapatkan apa yang ia inginkan.

 

Memiliki anak populer memang membanggakan. Akan tetapi, Mom perlu tetap mendorong anak untuk bergaul dengan siapa saja agar tidak timbul sifat sombong di dalam dirinya. Selain itu, Mom juga harus memberi pengertian pada anak untuk tetap bersikap rendah hati dan tidak menyalahgunakan kepopulerannya di sekolah.

 

Menangani Anak Pemalu

Kebalikan dari anak yang populer adalah anak yang tidak populer. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, antara lain oleh sikapnya yang pendiam dan pemalu. Jika anak Mom termasuk anak-anak seperti itu, Mom harus lebih hati-hati dalam menyikapinya. Malu atau menjadi pemalu di usia tertentu, bukanlah bagian dari perkembangan. Bila anak tumbuh menjadi pemalu, sifatnya itu lebih sebagai hasil proses belajar dari lingkungan.

 

Ada beberapa hal yang dapat Mom lakukan untuk membantu mengatasi rasa malu pada anak-anak.

1. Sebaiknya Mom tidak membicarakan sifat pemalu anak di depannya.

Memberi label pemalu pada anak bukan tindakan tepat, karena anak tak pernah berpikir dirinya itu pemalu. Bila sering dikatakan pemalu, ia akhirnya yakin dirinya memang pemalu.

 

2. Ketahui kesukaan dan potensi anak.

Lalu, doronglah anak untuk berani melakukan hal tertentu melalui hobi dan potensi yang ia miliki. Misalnya, anak suka main mobil-mobilan, ketika ditoko ia ingin mobil merah, sementara yang tersedia warna biru. Maka, anak bisa didorong untuk mengatakan pada pelayan bahwa ia menginginkan warna merah.

 

3. Perbanyak pergaulan.

 Perkenalkan anak pada anak seorang teman. Namun jangan berharap terlalu banyak. Mungkin awalnya agak sulit sebelum anak-anak itu akhirnya merasa cocok. Bila anak dapat membangun kedekatan dengan satu orang temannya, ia akan belajar bagaimana mengatasi diri sendiri, dan si teman akan membantunya masuk kelompok yang lebih besar. Teman yang berusia lebih besar akan membimbingnya dalam bermain, sehingga ia merasa lebih percaya diri.

 

4. Bermain peran dengan boneka tangan.

Mintalah anak berperan sebagai orangtua, sedangkan Mom memerankan anak yang pemalu. Ciptakan dialog, yang intinya membantu si pemalu merasa lebih percaya diri di lingkungan sekitarnya.

 

5. Jadilah contoh buat anak.

 Orangtua tidak hanya mendorong anak untuk percaya diri, tetapi juga menjadi model dari perilaku yang percaya diri. 

 

Apapun usaha yang dilakukan, sebaiknya Mom tetap mendampingi dan tidak langsung melepas anak seorang diri. Misalnya, ketika diminta berbicara pada pelayan toko, Mom berada di samping anak, atau ketika mengajak main ke rumah temannya, Mom juga tetap mendampingi. Anak bisa dibiarkan melakukan aktivitas seorang diri, jika rasa percaya dirinya sudah berkembang.

Heni Oen
dukung anak beri kepercayaan bahwa semua mendapat perlakuan sama
Diana Itjin
Artikelnya bermanfaat, thx
Explore More

Beragam Cara Menstimulasi Kemampuan...

Article- 12 Sep 2013

Jenis Penyakit Berdasarkan Medium...

Article- 23 Dec 2016

Perkembangan Kecerdasan Logika Anak

Article- 06 Jun 2014