Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Mengajarkan Anak Toilet Training

Mengajarkan anak balita untuk BAK (Buang Air Kecil) atau BAB (Buang Air Besar) secara mandiri atau bahasa yang lebih trendnya yaitu toilet training itu sebenarnya gampang-gampang susah, tergantung kesabaran dari orangtua atau si pengasuh anak. Dengan toilet training, balita tidak perlu memakai diapers atau popok lagi, dan rumah bersih dari BAK dan BAP anak.

Featured Story

Jenis Permainan Yang Dapat Meningkatkan Kreativitas Anak

 

Tidak jarang ada beberapa anak yang sudah mulai masuk pra-sekolah masih menggunakan popok atau diapers, sehingga menjadi bahan ejekan teman-teman yang sudah tidak menggunakan diapers/popok lagi atau yang sudah “lulus” toilet training. Kesabaran ekstra sangat dibutuhkan untuk melatih anak BAK dan BAP sendiri.

 

Melakukan toilet training memang harus melihat kesiapan anak secara fisik dan mental serta kesiapan orangtua. Tetapi prosesnya juga tidak boleh terlambat dilakukan. Usia 2-3tahun harus sudah dikenalkan ke toilet, apa itu BAK dan BAB. Jika sudah lewat dari usia 3 tahun, apalagi ketika akan memasuki masa sekolah, namun belum diberi toilet training, itu akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial si kecil.

 

Manfaat toilet training berkaitan dengan kemandirian si kecil. Toilet training juga membuat anak mengetahui bagian-bagian tubuh serta fungsinya.  Pada usia 2-3 tahun, umumnya anak lebih siap untuk melakukan toilet training. 

 

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melatih anak BAK dan BAP secara mandiri :

 

1. Mengenalkan pada anak mengenai apa itu BAK dan BAB

Anak umur 2 tahun bisa diajak ke kamar mandi kemudian lepaskan popoknya, ketika duduk di toilet katakan kepada anak “Adik, ayo pipis..” atau “adik mau poop?” dengan terus mengajak anak berkomunikasi, anak akan cepat mengerti

 

2. Memperhatikan tanda-tanda

Tanda-tanda yang diperlihatkan setiap anak bisa jadi berbeda. Orangtua harus peka mengenali ketika anak mengejan, meremas celananya, menyilangkan kaki, mundur ke pojok, atau bersembunyi. Tandanya dia akan BAK atau BAB.

 

3. Mengatur pola waktu dan jangan bosan

Ketika anak baru banyak minum dan makan, sesekali tanyakan apakah dia mau BAK atau BAB, mungkin bias dengan jeda waktu antara setengah jam sampai satu jam setelah minum, tapi untuk BAB mungkin orangtua bias mengatur waktunya lebih agak lama. Atau bisa juga anak dibiasakan untuk BAB setiap pagi atau sore. 

 

4. Mengajak anak untuk buang air ke toilet setiap akan tidur

Hal ini lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan buat anak, sehingga anak tahu tempat buang air yang benar.

 

5. Mengurangi frekuensi pemakaian diapers/popok

Di usia satu tahun keatas biasanya anak sudah mulai mengerti tentang cara buang air, jika siang hari biarkan anak tanpa popoknya, biasanya diusia ini anak sudah mulai jarang BAK dan BAB sudah mulai teratur.

 

6. Jangan mudah menyerah tetapi tidak boleh memaksakan

Setiap anak berbeda dalam hal kesiapannya mempelajari sesuatu, kita hanya mengajarkan dan mengarahkannya. Apapun aktivitas bersama anak, buatlah anak merasa nyaman, jangan memaksakannya.

 

7. Ketika dalam waktu 2 hingga 4 jam, diapers anak tetap kering itu tandanya anak sudah bisa mulai toilet training.

Diah Pramesti
hrs pula melihat kesiapan anak secara fisik dan mental serta kesiapan orangtua jg yaa
Diah Pramesti
udah saatnya dilatih nih si adik.....
Explore More

Manfaat Uang Jajan Bagi Perkembangan Anak

Article- 06 Jun 2014

Bahaya Gadget untuk Kesehatan Anak

Article- 13 Dec 2017

Cara Mengenalkan Seks pada Balita

Article- 07 Jun 2013