Featured Story
Karena mainan pesawatnya rusak, anak Mom tampak kecewa. Namun ini tidak berlangsung lama, karena dengan segera ia mengambil dan melipat selembar kertas untuk dijadikan sebuah pesawat sesuai keinginannya. Kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah, mungkin sering membuat Mom kagum. Nah, kemampuan berpikir kreatif seperti ini harus senantiasa dikembangkan.
Sejak Awal Kreativitas Telah Ada Pada Diri Anak
Pada dasarnya setiap anak berpotensi untuk kreatif. Tidak ada satu anak pun yang terlahir tanpa kreativitas. Berpikir kreatif adalah satu hal yang bisa dipelajari, dikembangkan dan digunakan untuk menemukan sebuah solusi untuk memecahkan masalah.
Anak dengan pemikiran kreatif biasanya mampu melihat satu persoalan dari berbagai sudut pandang, memiliki banyak gagasan unik, berpikiran kritis serta mampu menemukan solusi. Ia mempunyai motivasi dan percaya diri. Artinya, anak tidak takut saat harus menghadapi suatu masalah. Selain itu, ia menghargai dirinya sendiri, mampu beradaptasi dan lebih fleksibel. Ini membuat hidupnya senantiasa dipenuhi kegiatan positif yang pada akhirnya menjauhkan si anak dari rasa tertekan dan gelisah sehingga ia lebih bahagia dan sehat.
Kreatif Lewat Bermain
Ada banyak cara yang mampu merangsang kreativitas anak, salah satunya melalui bermain. Mom tentu tahu, bermain merupakan hak setiap anak dan termasuk dalam kegiatan vitalnya. Melalui bermain, anak berpeluang mengolah kreativitas sambil mengembangkan imajinasi, ketangkasan, daya pikir serta kekuatan fisik dan emosional. Ini semua akan berguna untuk kehidupan sosial dan prestasi akademiknya sehingga kelak, ia pun memiliki masa depan cemerlang.
Selain sehatkan fisik anak melalui asupan bernutrisi dan bermacam kebiasaan baik, sehatkan juga mentalnya dengan kegiatan bermain yang menstimulasi otak agar ia tumbuh menjadi pribadi yang semakin kreatif, seperti bermain puzzle, scrabble, playdough, serta melipat kertas dan melukis.
Selain melalui aktivitas bermain, Mom juga perlu melibat diri dan ikut menanggapi aksi kreatif anak dengan bersikap terbuka pada pemikirannya. Dengarkan dengan bijak, saat ia berusaha mengungkapkan pendapatnya. Jika baik, segera dukung dan fasilitasi niatnya. Namun, nasihati dan arahkan dengan seksama, jika ide anak kurang tepat untuk diwujudkan.