Bila si adik menganggap si kakak sebagai panutan, tentu itu menjadi suatu yang baik dalam hubungan emosional sebuah keluarga. Namun jadi berbeda apabila si adik terlalu sering meniru serta memiliki apapun yang dilakukan dan dimiliki kakaknya. Bagi adik, kakak adalah segalanya.
Featured Story
Dalam kondisi seperti itu, ada dua sisi yang perlu Mom ketahui. Keduanya akan memberikan arahan kepada Mom agar dapat memahami sekaligus memberikan stimulasi yang tepat untuk mereka.
- Keuntungannya
Menurut terapis anak dan keluarga, Michelle Maidenberg, Ph. D, kebiasaan meniru kakak dapat membuat perkembangan kognitif seorang anak jadi lebih cepat. Dengan seringnya mencontoh kakaknya, sang adik banyak belajar cara bersosialisasi, berbagi, dan mengekspresikan diri. Alhasil, aspek sosial, fisik, emosional, dan kognitifnya dapat berkembang lebih cepat.
Bila kakak lebih sering menunjukkan perilaku yang baik dan kompeten, tentu ia menjadi sosok panutan yang pantas untuk adiknya. Dengan begitu, adik dapat mempelajari berbagai keterampilan dalam permainan maupun pelajaran secara efektif.
Selain itu, kepekaan terhadap satu sama lain juga terbangun. Sehingga berguna untuk memperkuat ikatan emosional dan perilaku saling menolong.
- Kerugiannya
Bila sang adik terlalu bergantung kepada kakaknya, dikhawatirkan dirinya akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang mandiri. Adik juga kurang mendapat kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri serta menggali potensi dirinya. Sehingga, dapat menghambat perkembangan identitasnya kelak.
Di sisi lain, kenyamanan sang kakak juga dapat terganggu akibat perilaku adik yang mengimitasi dirinya secara bertubi-tubi. Dan bila rentang usianya cukup jauh, besar kemungkinan sang adik akan berperilaku dewasa terlalu cepat. Misalnya, ikut-ikutan mengenakan deodoran, bersikeras memainkan aplikasi smatphone yang tak tak sesuai untuk usianya, dan sebagainya.
- Agar Mom tak khawatir berlebihan
Tak apa bila keduanya memiliki minat dan bakat yang sama. Namun Mom tetap perlu memberikan banyak kesempatan bagi keduanya untuk menggali potensi dirinya, bahkan juga memberikan privasi. Berikan stimulasi yang tepat bagi perkembangan diri dan kemampuan kakak dan adik. Lalu, kenali sekaligus kenalkan pula mengenai sisi pembeda antara keduanya. Misalnya, kakaknya lebih tertarik dengan visual sedangkan adik lebih tertarik dengan musik.
Pastikan juga bahwa adik lebih banyak meniru contoh perilaku yang baik dari kakaknya. Dan jangan terlalu khawatir, karena pada umumnya seiring bertambahnya usia si adik, ia juga akan punya kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi dengan banyak orang. Sehingga perilaku copycat-nya terhadap sang kakak akan berkurang. Yang penting, teruslah mengarahkan keduanya untuk memperkaya diri dan keunikannya masing-masing ya, Mom.