Ketika perilaku bullying marak diberitakan, pasti terbersit kekhawatiran di hati Mom dan Dad. Masalahnya, bullying bak virus yang menyebar. Biasanya anak yang menjadi korban bully akan mem-bully anak yang lain sebagai bentuk “balas dendam”. Jika begini, maka aksi bullying tidak akan berhenti. Mari Mom dan Dad, cegah tindakan bullying dengan memberi perhatian ekstra pada buah hati kita.
Featured Story
Apa saja jenis bullying?
Bullying bisa dilakukan dalam bentuk verbal (julukan, fitnah, penghinaan), fisik (kekerasan fisik), relasional (berupa pengucilan), maupun elektronik (seperti melalui handphone dan internet).
Tip agar anak terhindar dari bullying
Sebelum menimpa pada anak, bekali anak dengan jurus anti bully seperti:
1. Sempatkan waktu untuk mengobrol setiap hari, misalnya saat makan malam, agar anak terbuka menceritakan apa saja yang terjadi di sekolahnya.
2. Jika ia bercerita bahwa ada temannya yang menonjol karena suka menang sendiri, ajari dia bagaimana menyikapinya seperti berani bilang tidak suka jika temannya bersikap kasar padanya.
3. Dorong anak untuk bersikap baik kepada teman-temannya.
4. Bekali ia dengan badan kuat lewat asupan makanan bergizi dan olahraga bela diri.
Cepat tanggap jika:
1. Terdapat luka atau lebam yang tak biasa.
2. Sering sakit kepala, karena jika sering di-bully ia akan mengalami gejala stres atau cemas yang berakibat sakit kepala.
3. Sering enggan berangkat sekolah. Bisa jadi karena tindakan bullying terjadi di lingkungan sekolah.
4. Tiba-tiba menjadi pemurung atau menutup diri.
5. Nilai-nilainya menurun drastis padahal ia termasuk anak pintar di kelas.
Respon cepat dengan cara:
1. Ajak bicara. Biasanya korban bullying tak mau mengaku dan enggan bercerita karena takut atau diancam. Lakukan pendekatan dengan perlahan dan santai agar ia mau menceritakan apa yang dialaminya.
2. Jika ternyata benar anak menjadi korban bully, segera minta pihak sekolah menegur anak yang pelaku bully tersebut dan diskusikan masalah ini bersama agar tidak ada korban lainnya.