Orangtua mana yang tidak khawatir, melihat anaknya yang mulai menginjak pra-remaja malah menjadi seorang pendiam. Anak yang tadinya suka menceritakan kegiatannya seharian, sepulang sekolah atau setelah bermain dengan temannya, kini sudah jarang bercerita lagi. Apalagi ditambah dengan fakta-fakta bahwa bullying (perundungan), pelecehan seksual, maupun berbagai hal negatif lainnya, dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak yang harus menemui banyak orang baru di lingkungannya.
Featured Story
Jangan panik dulu ya, Mom! Sebenarnya hal ini wajar terjadi karena anak sedang mengalami pergeseran. Pada saat ia sudah mulai mengenal dunia luar, keluarga bukan lagi menjadi prioritas baginya. Namun, tidak jarang anak malah menjadi pribadi yang tertutup dan tidak jujur. Untuk itu, selain melakukan tindakan yang dapat mencegah hal-hal yang berpengaruh negatif pada tumbuh kembang anak, Mom juga harus mengajari anak untuk terbuka kepada orangtua sehingga bila menghadapi suatu masalah atau konflik, ia akan menceritakannya tanpa ragu.
Berikut ini 7 kiat yang dapat Mom lakukan untuk mengembalikan ‘kehebohan’ si buah hati:
1. Ajak anak ngobrol secara rutin (tentang apa pun). Dengan begitu, ia akan merasa selalu punya waktu untuk berkomunikasi dengan orangtua. Ciptakan rutinitas ngobrol di sore hari, mungkin sambil mengajak anjing peliharaannya berjalan-jalan, atau setelah makan malam sambil menonton televisi
2. Saat sedang dalam perjalanan, mungkin saat mengantar anak ke sekolah, atau saat akan bepergian, ciptakanlah dialog. Ajukan pertanyaan yang spesifik namun terbuka, seperti “Apa saja kejadian hari ini yang ingin kamu ceritakan pada Mama?”, atau “Kenapa, sih, kamu suka sekali pergi dengan Ryan?” Jika ia hanya memberi tatapan kosong, tunggu dulu sejenak. Anak biasanya akan berbicara setelah diberi kesempatan ‘bernapas’ sejenak
3. Bermain membuat anak merasa nyaman karena ia merasa fokus pembicaraan tidak tertuju padanya. Mom bisa mencoba mengajaknya bermain saat makan malam, misalnya mengajak setiap anggota keluarga untuk menceritakan apa yang terjadi pada hari itu
4. Ajukan banyak pertanyaan untuk anak. Bukan sekadar basa basi tentunya, tapi untuk menunjukkan pada dirinya cara berkomunikasi dua arah yang baik. Sesekali, minta anak untuk bertanya tentang hal-hal yang terjadi pada Mom karena itu akan mengajarkannya berempati dan membuatnya lebih dekat dengan Mom
5. Cobalah menahan diri untuk tidak memberinya saran saat sedang ngobrol. Jika Mom terlalu cepat memberinya saran, ia mungkin akan merasa dihakimi dan justru malah akan semakin menutup diri
6. Nasihati anak tanpa terdengar seperti menceramahi. Jauh lebih efektif untuk menunggu dan kemudian mengatakan, “Mama berpikir tentang apa yang kamu katakan, dan sepertinya Mama punya beberapa ide untuk masalah kamu. Mau dengar?” Setelah itu, ikuti dengan kalimat, “Apa pendapatmu tentang ide Mama?”
7. Saat sedang dalam perjalanan ke rumah dari tempat bekerja, kirim SMS atau telepon ke anak. Percakapan singkat ini akan memberi Mom sedikit gambaran tentang suasana hatinya saat itu. Selama di perjalanan, Mom dapat mempersiapkan bagaimana akan menghadapi anak setibanya di rumah nanti.