Empati adalah keterampilan emosi yang dimiliki seseorang berupa pemahaman terhadap perasaan dan pola pikir orang lain baik yang positif maupun negatif. Untuk mengukur tingkat empati pada anak perlu penelitian khusus, namun paling tidak mencoba mengamati respon anak terhadap suatu peristiwa tertentu akan memperlihatkan sejauh mana anak memiliki rasa empati. Misalnya, bagaimana respon anak ketika melihat temannya terjatuh, apakah ia peduli atau acuh tak acuh.
Featured Story
Menurut penelitian Dr. Paul D. Hastings, dari National Institue of Mental Health, menunjukkan bahwa anak yang agresif dan perusuh kurang memiliki rasa empati dalam dirinya. Mereka cenderung menunjukkan sikap ketidakpedulian terhadap orang lain melalui amarah, kekerasan, dan mentertawakan ketidakberuntungan orang lain dan yang lebih parah lagi merekapun bersikap demikian kepada Ibunya. Menurut peneliitian tersebut, penyebab anak-anak tersebut kurang memiliki empati adalah akibat dari pola asuh orangtuanya.
Orangtua terutama Ibu yang menerapkan disiplin dan hukuman yang berlebihan, yang tidak berusaha berkomunikasi ataupun memberikan penjelasan atau pengertian, secara keterlaluan memarahi anak-anak ataupun menunjukkan kekecewaan yang berlebihan terhadap anak, biasanya mengakibatkan terhalangnya perkembangan sosial anak dan menghilangkan rasa empati anak.
Misalnya ketika suatu hari, Rama (12tahun) tidak pulang sekolah tepat waktu, Ibu dirumah yang sudah cemas menunggu dari siang karena panik langsung memarahi Rama. “Kakak Rama, sudah jam berapa ini? Kakak tahu tidak Mom cemas karena kakak tidak memberitahu sebelumnya kalau hari ini pulang telat! Kakak tahu tidak jika banyak orang jahat diluar sana….” Dan bla..bla..
Tidak sedikitpun Mom memberikan kesempatan kepada Rama untuk memberikan penjelasan, Mom malah memberikan hukuman kepada Rama. Akibatnya, setelah selesai memarahi Rama, Rama hanya masuk ke kamarnya dan tidak mau makan sampai saatnya makan malam. Mungkin Mom bisa menanyakan kepada Rama secara baik-baik dan memberikan kesempatan kepada Rama untuk memberikan penjelasan “Kakak Rama dari mana saja?” setelah Rama memberikan penjelasan, Mom bisa memberikan pengertian bahwa Mom cemas dan Rama tidak seharusnya pulang tanpa memberitahukan terlebih dahulu.
Anak-anak yang biasa dimengerti dan diberi penjelasan tentang suatu hal yang seharusnya dan tidak seharusnya, dan bagaimana perasaan orangtuanya ketika hal tersebut terjadi, akan lebih memiliki empati terhadap orang lain. Bukankah kita selalu menginginkan buah hati kita nantinya akan menjadi manusia yang baik moralnya Mom.