Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Menyiasati Perbedaan Karakter Antara Kakak dan Adik

Kakak dan adik pasti memiliki karakter yang berbeda, karena urutan kelahiran ikut mempengaruhi proses pembentukan karakter. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dari berbagai faktor yang membentuk kepribadian, yaitu gen, pola asuh orangtua, dan teman-teman sebaya, kakak atau adik kandunglah yang memegang peranan paling penting.

Featured Story

Tips Bangun Kepercayaan Diri pada Anak

  1. Ingin sama, tetapi berbeda
    Lagi-lagi berdasarkan hasil penelitian, anak sulung cenderung memiliki karakter bertanggung-jawab dan berprestasi. Anak bungsu, cenderung mudah memikat hati dan berjiwa bebas. Sementara, anak tengah berada di antara keduanya.

    Laurie Kramer, Ph.D., profesor studi terapan tentang keluarga di the University of Illinois at Urbana, Amerika Serikat, menyatakan: “Untuk memperkecil kompetisi, masing-masing anak cenderung ingin mencontoh kelebihan kakak atau adiknya. Tetapi pada akhirnya, mereka masing-masing menyadari bahwa mereka tidak bisa menyamai kakak atau adiknya itu; sehingga mereka kemudian mengembangkan kepribadiannya sendiri yang khas, berbeda dari kakak atau adiknya.”

    Dengan kata lain, konsep diri anak ini akan terbentuk dengan cara bagaimana anak membandingkan dirinya dengan saudara-saudara sekandungnya. Dan hal ini akan terus berlangsung sampai ke masa dewasa anak kelak.

    Disinilah pentingnya orangtua mengenali karakter anaknya masing-masing agar bisa menerapkan pola asuh yang sesuai dengan karakter masing-masing anak. Pola asuh yang prinsipnya sama, tetapi diterapkan dengan cara yang berbeda sesuai karakter masing-masing anak.

  2. Hindari ‘anak kesayangan’
    Masalahnya, perbedaan cara penerapan pola asuh ini kerap disalah-artikan anak sebagai pembedaan rasa sayang. Ketika Mom memberi si Sulung uang jajan sejumlah Rp.60.000,- sementara si Tengah hanya diberi Rp.30.000,- dan si Bungsu hanya diberi Rp.20.000,-; si Tengah dan si Bungsu akan merasa Mom lebih menyayangi si Sulung dibanding mereka berdua. Padahal, si Sulung mendapatkan uang lebih banyak karena Mom tahu bahwa ia akan memakai uang itu dengan sangat terencana. Sementara, adik-adiknya akan langsung menghabiskannya.

    Untuk mengatasi kesalahpahaman ini, sebaiknya Mom sering-sering ngobrol dengan anak-anak, menerangkan mengapa Mom melakukan apa yang Mom lakukan agar anak memahaminya. Yakinkan anak-anak bahwa Mom selalu berusaha bersikap adil dan menyayangi mereka semua.

  3. Bertengkar, mengasah kemampuan negosiasi
    Tahukan Mom, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak balita sekandung bisa bertengkar delapan kali dalam satu jam. Hal ini pasti akan membuat Mom and Dad kewalahan. Tetapi, jangan buru-buru khawatir. Melalui pertengkaran-pertengkaran ini, anak belajar menegosiasikan konflik. Ini merupakan ajang anak berlatih untuk mampu bernegosiasi dengan teman, tetangga, atasan atau pasangan hidupnya di masa dewasanya kelak.

    Menegosiasikan konflik dengan saudara sekandung sangat tidak berisiko dibandingkan melakukan hal ini dengan teman sebaya. Betapapun buruknya pertengkaran mereka, saudara sekandung akan tetap menjadi saudara sekandung. Sementara jika ia lakukan hal ini dengan teman, kemungkinan besar ia akan kehilangan temannya itu.

    Pada tahap ini, Mom and Dad harus mendampingi mereka untuk memastikan bahwa “negosiasi” itu berlangsung masih dalam batas normal.
Fitriamarieindarto Goodmorning
Iya orang tua harus sll mendampingi
Mumut Fortuna
menambah wawasan ibu seperti saya
Explore More

Disiplin sejak dini pada si kecil

Article- 06 Oct 2011

Menyiasati Liburan Yang Singkat dan Padat

Tips & Trick- 09 Jul 2013

Nutrisi Seimbang Menjaga Anak Sehat

Article- 24 Mar 2015