Mom mungkin sering kali mendengar istilah alergi makanan, alergi debu ataupun alergi bulu hewan peliharaan. Namun, pernahkah Mom mendengar istilah alergi cuaca? Alergi jenis ini mungkin jarang kasusnya di Indonesia, namun tak ada salahnya untuk mengetahui secara singkat jenisnya ya, Mom.
Featured Story
Alergi adalah adanya reaksi atau respon sistem imunitas tubuh terhadap suatu substansi asing pencetus alergi (allergen), misalnya debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari bunga, hingga makanan atau minuman tertentu. Uniknya, reaksi ini muncul pada benda-benda yang biasanya tidak memiliki pengaruh pada orang lain. Pada orang yang memiliki alergi, sistem imun mereka langsung membentuk antibodi jika mengalami kontak dengan allergen. Reaksi inilah yang kemudian dapat menyebabkan peradangan pada kulit, sistem pencernaan maupun pernafasan, misalnya gatal, sesak, dan batuk.
Nah, alergi terhadap cuaca, biasanya disebabkan oleh perubahan cuaca yang ekstrem, maupun kondisi cuaca yang membuat alergen menjadi lebih mudah untuk berkembang biak.
- Alergi dingin, atau cold urticaria adalah reaksi tubuh terhadap temperatur udara yang dingin. Disebut juga dengan cold hives, alergi jenis ini dapat menyebabkan kemerahan, rasa gatal dan bengkak pada kulit. Kondisi ini sangat jarang terjadi, dan biasanya dapat menghilang setelah beberapa minggu atau bulan. Alergi dingin dapat diatasi dengan mengonsumsi antihistamine yang diresepkan dokter dan menghindari cuaca serta makanan atau minuman yang dingin. Apabila terpaksa kontak dengan udara dingin, penderita alergi ini sebaiknya berjaga-jaga dengan membuat tubuh tetap hangat, misalnya dengan menggunakan pakaian hangat berlapis, sarung tangan serta topi.
Cuaca yang dingin pun, biasanya membuat kondisi rumah menjadi lebih lembap. Kondisi ini, biasanya ideal bagi para jamur maupun bakteri pencetus alergi untuk tumbuh. Jika anak memiliki sensitivitas terhadap jamur, sebaiknya kondisi rumah perlu dijaga terutama bagian di tempat tidur, kamar mandi, garasi. Jaga ventilasi dan buka selalu jendela serta pintu agar rumah dan ruangan selalu terkena cahaya matahari ya, Mom. Selain itu, Mom dan Dad dapat menggunakan air purifier yang berfungsi menjaga kualitas udara dalam rumah serta membunuh bakteri dan jamur yang merugikan. - Alergi akibat pengaruh cuaca yang panas. Tidak pernah ditemukan adanya kasus alergi terhadap cuaca panas, namun temperatur cuaca yang tinggi bisa menjadi pencetus alergi. Musim panas dapat membuat kualitas udara cenderung kotor, terutama lewat debu halus yang beterbangan maupun polusi udara. Anak yang memiliki sensitivitas atau alergi pada debu berisiko mengalami kumat alergi di musim kemarau. Gejalanya, mata terasa gatal dan berair, serta bersin yang berulang atau terus menerus, atau munculnya batuk. Karena itu, hindari anak dari alergen, serta jaga kebersihan serta kelembapan udara di rumah agar dia nyaman ya, Mom. Contoh sederhana untuk mengurangi risiko timbulnya alergi adalah dengan melakukan decluttering yakni mengurangi timbunan barang di rumah untuk meminimalisasi debu, serta mengajaknya menyiram taman di sekeliling rumah sehingga suasana menjadi sejuk dan bersih.