Bermain Bermain adalah satu aktivitas penting dalam kehidupan anak. Menurut Cynthia Hoisington, Education Supervisor for ABCD South Side Head Start, Boston, kemampuan anak bermain sendiri ataupun bersama temannya, merupakan tanda perkembangan anak yang sehat.
Featured Story
Untuk mewujudkan bermain sambil belajar yang berkualitas, ada hal-hal tertentu yang harus Mom pertimbangkan, seperti:
1. Minat dan potensi
Tidak ada satu anak pun ahli dalam semua bidang, bukan? Mom perlu mencermati apa kemampuannya yang menonjol, lalu kenali tipe kecerdasannya. Setelahnya, Mom bisa mengarahkan permainan apa saja yang cocok, sehingga potensinya semakin terasah dan berkembang ke arah yang tepat
2. Lingkungan bermain
Perhatikan arena bermain anak. Pilih yang aman dan dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang eksplorasinya sehingga ia lebih banyak belajar. Selain itu, pahami juga kehidupan sosial dalam lingkungan bermainnya. Mom perlu tahu dengan siapa saja anak akan berinteraksi dan bergaul. Berteman memang penting untuk perkembangan kecerdasan emosi dan sosial anak, namun bukan berarti sembarang dalam memilih temannya ya, Mom
3. Materi permainan
Menurut Dr. Alison Gopnik, Professor of Psychology dan Affiliate Professor of Philosophy, University of California, belajar sambil bermain umumnya dilakukan anak dengan cara:
- Memainkan benda berwujud (physical world) di sekitarnya untuk mengenali dan merasakan benda, seperti bermain air, pasir, atau kardus bekas.
- Aktivitas berperan (pretending) dengan boneka, kostum atau peralatan main lainnya yang berguna untuk mempelajari kehidupan sekitar (social world).
Selain itu, Gopnik menambahkan bahwa tanaman atau ikan hias pun bisa menjadi materi edukasi untuk anak. Ini melatihnya untuk bertanggungjawab
4. Jenis permainan
Main di dalam rumah boleh saja, tapi tak ada salahnya kalau anak berkegiatan di luar. Pastikan anak terlibat dalam permainan indoor maupun outdoor. Perbanyak juga pengalamannya dengan membiarkannya berkreasi dengan musik, tari dan ekspresi kreatif lainnya.
