Featured Story
Anak-anak memang senang bergerak; sepertinya tidak mengenal capek. Ia berlari, mencoba memanjat meja, atau mengoceh tanpa henti. Anak Mom mungkin juga melakukannya. Kekhawatiran anak menjadi hiperaktif pun mulai terpikirkan. Ditambah dengan pola makan masa kini yang tinggi kalori dan gula, tak heran, isu “Sugar Rush” terus mengganggu. Apa benar, gula menjadi pemicu atas perilaku hiperaktif pada anak?
Gula & Hiperaktivitas
Hubungan gula dan hiperaktivitas menjadi isu menarik sejak pakar alergi berkebangsaan Amerika, Dr. Benjamin Feingold mengenalkan konsep diet untuk anak pada tahun 1973. Ia menyarankan, agar orangtua menghilangkan zat aditif pada menu anak, karena dapat memicu hiperaktivitas. Meski Feingold tidak terang-terangan menyebut gula sebagai sumber masalahnya, namun gula termasuk ke dalam kategori makanan aditif yang akhirnya diyakini banyak orang dapat memengaruhi perilaku.
Setelah dilakukan beberapa kali penelitian oleh para ilmuwan, penelitian modern akhirnya menunjukkan bahwa tidak ada bukti konkret yang mendukung klaim gula sebagai pemicu hiperaktivitas. Sebagai penelitian lanjutan, Dr. Wolraich dari University of Iowa mencoba membentuk kelompok yang beranggotakan anak usia sekolah, namun sebagian dari mereka termasuk kategori sensitif gula. Wolraich memberikan mereka sukrosa, aspartame, dan sakarin. Pada uji hiperaktivitas, ia tidak menemukan perbedaan yang signifikan pada perilaku anak-anak.
Meskipun demikian, faktanya gula adalah sumber energi vital bagi tubuh sehingga saat kadar gula darah meningkat, tubuh terasa lebih energik yang akhirnya dapat menaikan level adrenalin. Ini yang bisa memengaruhi perilaku anak menjadi lebih aktif, terutama pada anak yang memang mengalami ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Tetap Perhatikan Pangan Anak
Daripada menyalahkan gula atak perilaku hiperaktif anak, lebih baik Mom memberi perhatian lebih pada lingkungan dan kondisi psikologisnya. Saat anak berada dalam kegiatan yang menyenangkan bersama teman sebayanya, tidaklah mengherankan jika ia lebih bersemangat dan riang. Selain itu, bagi anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga besar, tak jarang perilakunya menjadi lebih aktif karena hal itu bisa menjadi caranya untuk mendapat perhatian.
Terlepas dari isu Sugar Rush, Mom tetap perlu memerhatikan takaran gula harian untuk anak, karena gula berlebih dapat mengakibatkan obesitas dan diabetes. Laman kesehatan healthyeating.sfgate.com merekomendasikan takaran gula maksimal per hari untuk anak usia 1 – 3 tahun; 12 sendok teh, usia 4 – 8 tahun; 21 sendok teh.
Mom, perhatikan juga asupan harian anak; pastikan dia mendapatkan nutrisi lengkap dan seimbang. Pilihan makanan yang dapat menenangkan anak hiperaktif misalnya sayuran segar, yogurt rendah lemak dengan potongan buah segar, biji-bijian (kacang almond, mede, atau walnut), juga sereal berbahan gandum utuh.