Si kecil mulai susah di atur dan diberitahu ? Padahal Mom sudah memberi tahunya dengan nada tinggi ? Pernahkan mom berpikir kalo komunikasi itu terjadi dua arah antara mom dan si kecil. Pesan yang di sampaikan mom kepada si kecil melalui pembicaraan sehari-hari, akan lebih cepat untuk mempengaruhinyanya sehingga si kecil mau untuk melakukan apa yang kita sarankan dari pada intonasi suara yang tinggi. Berikut tips yang bisa mom praktekkan:
- Pesan “Saya” / I language
Apa yang di maksud dengan “pesan saya” ? dalam berkomunikasi dengan anak, selipkan 3 kata ini, yakni; Saya merasa, ketika, dan karena.
Misalnya ketika mom lagi menyetir melalui gang sempit dan hanya berdua dengan si kecil, secara bersamaan si kecil mengajukan pertanyaan yang bertubi-tubi. Sedangkan fokus mom sedang menghadapi jalanan sempit. Coba mom gunakan 3 kata kunci ini. Contohnya “Sayang, Mama (saya) lagi nyetir di jalan yang sempit (ketika). Jadi mama butuh konsenstrasi (karena). Kalo kamu bertanya terus, mama jadi bingung (merasa). Tunggu sebentar ya “
Teknik ini efektif karena ini memfokuskan kepada Anda dan perasaan Anda. Teknik ini tidak menyalahkan siapa pun, tetapi menjadi sebuah pernyataan sederhana dari cara pandang Anda terhadap situasi yang dihadapi.
- Tekankan kepositifan
Selalu usahakan untuk menggunakan kata-kata positif dari pada kata negatif. Misalnya si Kecil mau minum, tapi malah berteriak meminta mbak nya untuk ambilin minum tanpa kata tolong. Mom bisa menegor dengan kalimat “Sayang, mana kata tolongnya. Mbak akan lebih senang lho jika kamu menggunakan kata tolong ” . Meski perubahannya sederhana, pemilihan kata-kata yang Anda gunakan berdampak besar pada reaksi anak dan caranya berinteraksi dengan orang lain.
- Belajar mendengarkan
Berusahalah untuk mendengarkan pesan anak dan menghentikan sementara aktivitas mom bisa meningkatkan interaksi orang tua dan anak. Mendengarkan anak adalah bagian dari komunikasi yang reseptif, dan bisa digunakan sebagai cara untuk memahami anak.