Ibarat dua sisi mata pisau, memberi komputer tablet kepada balita punya dampak baik dan buruk bagi perkembangan fisik dan psikisnya. Karena itu, ada baiknya Mom & Dad menggali wawasan dulu sebelum memutuskan untuk memberi akses komputer tablet kepada si Kecil.
American Academy of Pediatric (AAP), merekomendasikan bahwa gadget sebaiknya tak diberikan kepada anak di bawah usia 2 tahun. Ini karena perkembangan otak di rentang usia itu sedang pesat-pesatnya. Sehingga anak lebih baik menerima pengalaman dan interaksi dunia nyata agar proses tumbuh kembangnya terstimulasi dengan optimal.
Setelah anak berusia di atas 2 tahun, sebaiknya perlakukan gadget hanya sebagai alternatif sarana pembelajaran yang berbeda.
Sebuah penelitian dari Manatee County School District di Florida juga menegaskan bahwa anak usia 4-5 tahun sudah bisa aktif belajar dari gadget, asalkan aktivitasnya selalu didampingi orangtua. Bila tak ada waktu untuk mendampinginya, sebaiknya orangtua menunggu hingga anak berusia 11-13 tahun.
Jadi, memberikan komputer tablet kepada anak akan aman, asalkan diberikan pada usia yang tepat, porsi aksesnya tidak berlebihan dan aktivitasnya juga selalu dalam pengawasan Mom & Dad.
Agar lebih jelas, yuk, cermati dampak baik dan buruk bila Mom & Dad memberikan komputer tablet untuk anak.
Kebaikan
1. Komputer tablet menyediakan bermacam aplikasi edukasi sekaligus hiburan bagi anak-anak.
2. Membantu perkembangan fungsi adaptif seorang anak. Karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi.
3. Memberi kesempatan anak untuk leluasa mencari informasi. Anak bisa belajar sesuatu secara mandiri dengan cara yang tidak membosankan.
4. Mendampingi anak saat menjelajahi permainan yang disukai pada komputer tablet juga memberi peluang untuk meningkatkan bonding dengannya.
Keburukan
1. Bermain gadget dalam durasi yang panjang dan dilakukan setiap hari secara terus menerus bisa menghambat keterampilan bersosialisasi anak di dunia nyata.
2. Tanpa pengawasan dan himbauan Mom & Dad, anak bisa ‘terjebak’ mengakses beragam konten kekerasan, dewasa, dan bermacam konten yang tak seharusnya ia lihat.
3. Penggunaan yang berlebihan dapat berdampak pada gangguan perkembangan otot, kesehatan mata, gangguan tidur, nyeri leher, dan berpotensi mengalami obesitas.
4. Anak dapat mudah kehilangan minat untuk bereksplorasi dan mengembangkan keterampilan pada beragam hal lainnya.