Featured Story
Mavi umur 3 tahun, sering memeluk Ibunya setiap kali mereka pergi bermain di taman atau ketika acara keluarga. Ingin rasanya Mavi lebih percaya diri, namun bagaimana caranya?
Psikoanalis asal Amerika Serikat, Erik Erikson mengembangkan teori psikososial yang melihat pengaruh orangtua dan lingkungan terhadap perkembangan karakter seorang anak. Erikson mengkategorikan usia 2-3 tahun sebagai fase otonomi. Kehendak otonomi dipicu dari kemampuan batita untuk berjalan, memanjat, dan melompat dengan mahir ketika anak mulai eksplorasi lingkungannya. Rasa percaya diri seseorang tidak di bawa dari lahir, artinya pola asuh orangtua serta lingkungan berpengaruh besar dalam memahami kebutuhan anak untuk menunjukkan kemandiriannya pada usia batita.
Di usia 4-6 tahun, anak mulai aktif sekolah sehingga masa inilah saat yang baik untuk memaksimalkan rasa percaya dirinya. Disinilah peran Mom dalam memupuk kepercayaan dirinya.
Berikut beberapa tips praktis untuk memupuk rasa percaya diri anak:
1. Biarkan anak mengerjakan aktivitas sehari-hari dengan memberikan alat bantu
Misalnya menyediakan bangku pendek di bawah wastafel agar anak bisa mencuci tangannya sendiri. Selain itu Mom juga harus mulai mempercayainya. Beri kesempatan kepada anak untuk menunjukkan kemandiriannya. Jangan mendikte, misalnya makan jangan berantakan hingga jatuh ke lantai. Menghapus tulisan dengan hapusan, harus selalu di tadahin hingga mudah di buangnya
2. Mempercayainya
Berikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan kemandirian. Tunjukkan rasa bangga Mom sehingga anak yakin bahwa Mom percaya akan kemampuannya
3. Jangan mendikte
Menerapkan aturan kepada anak, agar makan selalu rapi dan pada tempatny atau baju harus selalu di masukin. Hal seperti ini akan memperlambat perkembangan percaya diri karena anak selalu diberi order satu arah
4. Harus percaya diri
Anak suka mengikuti orangtuanya. Ketika Mom takut sama cicak dan heboh ketika cicak berada di kamar tidur, maka anak juga akan takut cicak. Jika Mom menunjukkan rasa percaya diri Mom ketika bermain dengan anak, maka hal positif tersebut terbawa kepada anak Mom tanpa Mom sadari.