Mengapa masyarakat Indonesia cenderung tidak bangga terhadap hasil karya atau kebudayaan negeri sendiri? Lebih menyukai baju merk luar negeri dari pada menggunakan baju dengan bahan batik, rela mengantri dan menghabiskan uang jutan rupiah ketika artis luar datang atau ketika fenomena roti lembut dari Singapura yang harganya Rp 8.000/buah tahun 2003 masuk ke Indonesia maka orang pun rela ngantri membeli roti ini selama berjam-jam.
Featured Story
Jika generasi muda tidak bangga terhadap bangsanya sendiri, lalu siapa yang akan menjadi penerus bangsa? Mengapa kita tidak bisa bangga menggunakan produk Indonesia, hingga munculah slogan "Cintailah Produk-Produk Indonesia". Padahal ketika kita lihat lebih jeli, tidak jarang produk dari merk mancanegara diproduksi di Indonesia. Saat ini di dunia pendidikan dikenal Pendidikan berbasis keunggulan lokal namun berdaya saing global, dimana anak diharapkan dapat berdaya saing global tanpa harus meninggalkan kebudayaan lokalnya. Sehingga pemikirannya secara global namun tindakannya tetap lokal. Pada pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar, metode ini mengajarkan anak-anak untuk berpikir secara luas mengenai topik terkini yang sedang terjadi di dunia seperti global warming, go green, sampah yang menumpuk dan polusi. Lalu anak diajak berpikir untuk menangani hal ini dengan tindakan berbasis budaya lokal. Misalnya kebiasaan masyarakat untuk membakar sampah bukanlah hal yang bagus karena menyebabkan polusi. Untuk menyingkirkan sampah, lebih baik jika sampah tersebut dipilah lalu di olah kembali menjadi barang yang berguna. Diharapkan kedepannya generasi muda dapat bersaing secara global namun tidak melupakan akar budaya asal muasalnya.
Kebiasaan berpikir global dan bertindak lokal bisa Mom terapkan dari kebiasaan dirumah. Misalnya walau anak sekolah di sekolah internasional dengan bahasa sehari-hari Inggris, namun jangan lupa untuk mencium tangan orangtua ketika berpamitan, memanggil orangtua dengan sebutan ayah ibu atau ibu bapak tidak dengan menyebut nama, mampu menjawab dengan baik ketika ditanya namanya walau sedang asik bermain tablet. Hal–hal kecil seperti ini yang perlu dilestarikan sehingga anak pun tumbuh dengan kesadaran akan jati dirinya dan tidak melupakan tanah airnya.