Rasa malu merupakan bagian dari perkembangan kemampuan sosial anak. Dengan munculnya rasa malu, anak punya kontrol diri terhadap suatu situasi. Sehingga, ia dapat membedakan mana yang diterima dan mana yang tak diterima lingkungan sosialnya.
Featured Story
Namun jika rasa malu itu tak mampu ia kuasai, perlahan justru akan melenyapkan kepercayaan dirinya. Sehingga anak malah tumbuh menjadi pribadi yang sangat pendiam, tertutup, dan takut berbuat salah. Dalam dunia psikologi, rasa rendah diri yang berlebihan disebut dengan istilah inferior kompleks. Itulah yang dalam istilah sehari-hari kerap disebut minder.
Umumnya, rasa minder sering dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu hukuman berlebihan, faktor fisik, lingkungan, dan emosional. Berikut cara mengatasinya.
- Hindari membentak anak
Sebaiknya Mom mulai menghindari membentak anak. Karena ia akan tumbuh menjadi anak yang minder dan takut mencoba hal baru, tidak percaya diri, pemarah dan egois, suka membantah, serta tidak peduli terhadap lingkungan. Hindari mendisplinkan tanpa kasih sayang, seperti lewat teriakan atau makian. - Konsekuensi lebih baik daripada hukuman
Hukuman dengan dasar konsekuensi merupakan pilihan yang lebih baik baginya. Lebih baik Mom mematikan televisi karena anak belum membereskan mainan, daripada mengurung ia di kamar mandi. - Beri motivasi
Dukung anak saat melakukan hal-hal sulit, dengan berusaha dan praktik. Saat anak Mom menyatakan tidak bisa, maka ajak ia untuk mencobanya bersama-sama. Lalu jelaskan bahwa sebenarnya ia bukannya tak bisa, melainkan belum bisa atau belum mencoba sekuat tenaga. - Bangkitkan kepercayaan dirinya
Ajak anak Mom jalan-jalan, yuk. Karena aktivitas ini memberi kesempatan untuk menambah wawasan. Dengan banyaknya wawasan, anak Mom punya banyak topik menarik untuk dibahas bersama teman atau saudaranya. Ini sangat bagus pengaruhnya terhadap pembentukan karakter anak agar lebih percaya diri. Selain itu, pupuklah kelebihan anak dan selalu beri dukungan terhadap bermacam aktivitas positif ia sukai. - Berikan penilaian secara obyektif
Usahakan untuk membuat anak dapat menilai dirinya secara objektif. Sehingga anak sadar bahwa setiap manusia punya kelebihan dan kelemahan. Lalu, ajak juga anak untuk mengenali kelebihan dan kelemahannya tersebut. Misalnya dengan memberi pujian ketika dia berhasil mengerjakan suatu hal dengan baik.Atau memberi argumen positif terhadap kekurangannya, bukan dengan selalu membombardirnya dengan pujian walau Mom tahu bahwa penilaian tersebut tidak obyektif.