Meghan, balita berusia 5 tahun, saat ini belum bersekolah. Ayahnya adalah seorang dosen juga mahasiswa strata 3 disalah satu perguruan tinggi di Jakarta. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa lulusan Sarjana strata 2. Dari bayi hingga umurnya saat ini menginjak 5 tahun, Meghan hanya diasuh oleh ayah dan ibunya. Umur 2 tahun sudah tidak ngompol, dapat berbicara dengan baik, dan umur 4 tahun sudah bisa membaca, menghapal beberapa lagu, bisa menggambar layaknya anak umur 7-8 tahun, bisa berhitung dan mengaji. Semua diajarkan oleh kedua orangtuanya.
Featured Story
Dari cerita diatas, sesungguhnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa balita dapat menjadi pandai tanpa harus masuk sekolah formal selama ada yang bisa menjaga dengan aman di rumah dan mampu menstimulus anak dengan baik. Dan selama orangtua atau pengasuh mampu menerapkan berbagai cara pengasuhan yang tepat, anak tidak harus masuk sekolah sebelum usianya 4 tahun. Dengan pola pengasuhan yang baik di rumah, balita justru dapat bermain lebih bebas dan tenang tetapi ditambah juga dengan pengalaman bermain di luar rumah seperti ke taman bermain umum atau dengan anak tetangga yang seumuran.
Biasanya anak dikatakan cukup siap sekolah jika anak sudah bisa cukup mandiri, dan dapat berbicara dengan cukup baik. Anak balita dirasakan perlu masuk sekolah jika:
- Kedua orangtuanya bekerja sehingga orangtua merasa tidak ada waktu untuk menstimulasi anak
- Orangtua atau pengasuh tidak mengerti cara menstimulasi anak sesuai dengan usianya karena orangtua dan pengasuh belum berpengalaman, biasanya terjadi pada anak pertama
- Anak menunjukkan minat yang besar untuk sekolah, dengan catatan tidak boleh dipaksa untuk sekolah misalnya sesekali anak malas sekolah.
Sebenarnya, anak akan lebih baik berkembang dan belajar di rumah pada masa balitanya. Jangan memaksakan anak untuk masuk sekolah terlalu dini, karena menurut banyak penelitian, anak yang terlalu muda masuk sekolah bisa saja mengikuti pelajaran di sekolah, tapi seringkali memiliki masalah pada perkembangan emosi dan sosial nantinya. Jika terpaksa harus memasukkan si balita ke sekolah, pilihlah sekolah yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan balita.