Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Bermain Peran Dapat Mengasah Empati Anak

Mom, pernakah mendengar kata “empati khayalan”. Mengapa harus ada “empati khayalan”? Empati khayalan adalah suatu cara mengajak seseorang untuk membayangkan apa yang ia lakukan untuk bisa membuat orang lain yang sedang dalam kesulitan menjadi tidak begitu merasakan kesulitannya.

Featured Story

Menyiapkan Anak Menginap Sendiri Di Rumah Kakek-Nenek

 

Mengapa harus ada empati khayalan? Karena jika anak-anak terbiasa hidup dengan aturan yang keras, empati tidak dibiasakan pada anak, maka empati akan terkikis dengan sikap negatif terhadap sesama melalui kemarahan, kekerasan dan mentertawakan ketidak beruntungan orang lain.

 

Mengembangkan imajinasi sedemikian rupa saat bermain dengan anak adalah salah satu cara yang dapat mengasah empati anak, misalnya kita bisa berpura-pura sakit, dan kita biarkan anak-anak yang mengurus kita.

 

Salah satu permainan yang perlu dikenalkan dan dioptimalkan pada anak untuk menumbuhkan empatinya adalah bermain peran atau  bermain sandiwara. Ketika bermain sandiwara adakalanya anak sebagai sutradaranya, sementara pemainnya adalah boneka, mainan dan benda apa saja yang ditemui, ini disebut peran kecil. Adakalanya anak sebagai pemerannya, anak sebagai pelakunya dengan memerankan tokoh yang dia kenal misalnya jadi polisi, dokter, guru, ibu, anak dan seterusnya yang disebut bermain peran makro.

 

Aspek empati yang dapat digali dari bermain peran/bersandiwara adalah kemampuan anak untuk melihat sudut pandang orang lain lebih baik, perkembangan lebih baik dalam bermain dengan teman sebaya atau kelompok dan mampu bekerjasama dengan baik. Cara lainnya adalah membiarkan anak untuk membantu pekerjaan ringan yang bermanfaat di rumah, bisa mencuci piring setelah mereka pakai. Jika kita memujinya, dengan senang hati anak pasti akan melakukannya. Sikap mau membantu dengan sukarela berkembang dengan sendirinya jika anak terbiasa ringan tangan dari kecil. Hal tersebut adalah awal yang baik bagi anak untuk memahami pekerjaan orang lain.

 

Permainan secara berkelompok juga dapat melatih anak untuk berempati karena dalam bermain anak belajar untuk menghargai giliran temannya dan kapan gilirannya dimulai. 

 

Anak-anak yang kemampuan empatinya diasah sejak dini, biasanya akan tumbuh menjadi dewasa yang memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik. Orangtua sebaiknya tidak membatasi atau melarang anak-anak bermain bersama teman sebayanya, agar kemampuan sosial anak dapat terus terasah. Bukankah kita ingin kelak anak kita menjadi orang yang banyak teman dan disenangi teman-temannya?

Sri Utami Saroh
betul sekali :). Biasanya saat karnaval dengan berdandan memakai baju adat atau sebagai penegak hukum, si anak bisa sambil berimjinasi :)
Sri Utami Saroh
Thanks infonya , baru tau soalnya :)
Explore More

Kenalkan Soal Waktu Pada Anak dan Cara...

Tips & Trick- 06 Sep 2017

Bagaimana Berkomunikasi Dengan Anak

Tips & Trick- 26 Feb 2014

Apa Cita-citamu, Nak?

Article- 06 Jan 2017