Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Bila Anak Memilih Mainan Tak Sesuai Gender, Perlukah Mencemaskannya?

Sudah menjadi cita-cita umum bahwa setiap orangtua berharap anaknya kelak tumbuh sesuai dengan kodratnya. Karena itu, kebanyakan orangtua akan memberikan stimulasi yang dianggap lebih tepat jika diberikan kepada anak laki-laki, dan begitu juga terhadap anak perempuan. Salah satunya dengan jenis mainan atau aktivitas yang mewakili gender mereka.

Featured Story

Mengenalkan Anak Pada Keluarga Besar

Anak laki-laki dan anak perempuan umumnya bermain hal yang berbeda dan memperlihatkan perbedaan dalam memilih mainan. Anak laki-laki terlihat lebih aktif dalam bermain sementara anak perempuan lebih banyak interaksi lisan dan tidak terlalu banyak aktivitas.

Ketika terjadi suatu hal yang tak sesuai dengan kondisi umum tersebut, orangtua kerap khawatir. Contohnya, bila anak laki-laki bermain boneka, sedangkan anak perempuan berperilaku seperti laki-laki. Sebenarnya, perlukah Mom mencemaskannya?

  1. Bukan dari ikon mainannya

    Mom, anak-anak – khususnya balita – cenderung tidak memiliki preferensi dalam memilih mainan kesukaan. Ketertarikan mereka terhadap suatu mainan sama sekali tak mempedulikan batasan gender. Keinginan paling mendasar justru datang dari kebutuhan akan eksplorasinya yang besar pada saat mereka memilih mainan atau aktivitas tertentu.

    Hingga kini juga belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa anak laki-laki yang senang main boneka akan tumbuh menjadi keperempuan-perempuanan, maupun sebaliknya. William S. Pollack, Ph.D., profesor asisten klinis psikiatri di Harvard Medical School dan penulis Real Boys: Rescuing Our Sons From the Myths of Boyhood, menyatakan bahwa sebaiknya orangtua tak hanya melihat dari sisi ikon mainannnya. Tapi lebih kepada nilai apa yang diterima si anak dari mainan tertentu.

    Misal, tak apa anak laki-laki bermain boneka Cinderella. Karena ketertarikannya terhadap mainan tersebut mungkin muncul berkat nilai kebaikan atau kemurahan hati yang diwakili oleh sosok Cinderella. Begitu juga ketika anak perempuan Mom memilih aktivitas yang umum dilakukan laki-laki.

    Pollack justru lebih menyarakan agar orangtua kerap mendampingi anak laki-laki dan perempuannya ketika bermain. Dengan begitu, stimulus terhadap kreativitas dan imajinasi anak dari kegiatan bermain tentu akan lebih optimal.

  2. Perhatikan perilakunya

    Bila anak perempuan Mom berperilaku layaknya laki-laki, sebaiknya cari tahu hal apa yang membuatnya seperti itu. Mungkin karena ia terlampau suka dengan karakter pria pada kartun kesukaannya. Atau, mungkin juga karena baginya, Dad adalah sosok yang begitu spesial, sehingga ia meniru gerak-gerik Dad. begitu pula sebaliknya kepada anak laki-laki.

    Pollack menambahkan, yang lebih berbahaya justru bila teman-temannya atau orang dewasa lainnya datang mengejek atau memberi penilaian negatif terhadap pilihan mainan yang dianggap tak sesuai gender. Dikucilkan seperti itu tentu membuatnya bingung dan tertekan.

    Namun, tetap tak perlu khawatir, Mom. Karena kuncinya ada di pendampingan dan perhatian Mom. Anak Mom tak akan merasa tertekan karena Mom selalu mendampinginya saat bermain dan beraktivitas.

Sri Maryati
Wah tips dan informasi yg sangat berguna buat kita orang tua
Susi Erna Wati
Tips yang sangat bermanfaat
Explore More

Minimalkan Risiko Sakit

Article- 24 Mar 2015

Saat Anak Jadi Pelaku Bullying, Ini yang...

Article- 09 Jan 2018

Haruskah Kakak Selalu Mengalah Kepada...

Article- 21 Dec 2016