Sama halnya dengan bermacam gadget maupun produk teknologi pada umumnya, televisi juga punya berbagai manfaat sekaligus dampak negatif bagi perkembangan anak, khususnya pada balita.
Featured Story
Beberapa siaran tv memang bermanfaat untuk menstimulasi anak Mom jadi lebih aktif dan cerdas. Namun, bila sejak kecil seorang anak sudah difasilitasi sebuah tv di kamarnya tentu ada dampak negatif yang diterima olehnya. Terlebih, anak usia balita belum mengerti mana tayangan yang baik dan buruk bagi dirinya.
Menurut Paul Veugelers, profesor di University of Alberta, Kanada, anak yang menghabiskan banyak waktu untuk menonton tv umumnya tidak mendapatkan istirahat yang cukup dan memiliki kebiasaan maupun gaya hidup yang buruk.
Walau tv adalah alat yang bermanfaat, tetapi ada alasan kuat yang menjelaskan mengapa mengapa benda itu tak dianjurkan berada di kamar anak.
1. Menyita waktu produktif
Televisi bisa dengan mudah menyita waktu si kecil tanpa terasa. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun mengalami kesulitan mengendalikan ketergantungan pada televisi. Bila waktu produktif anak justru teralih pada tv, maka dirinya kehilangan waktu untuk mengembangkan keterampilan sekaligus kemampuan motoriknya.
2. Mengganggu waktu dan kualitas tidur
Semakin lama waktu yang dihabiskan anak untuk menonton tv , tentunya akan semakin banyak dirinya kehilangan waktu dan kualitas tidur. Padahal, tidur yang cukup dan baik juga berpengaruh terhadap hasil akademik yang baik.
3. Menghambat keterampilan verbal dan sosial
Ketergantungan yang tumbuh kepada produk teknologi dapat menjadi faktor penghambat keterampilan komunikasi verbal anak-anak. Saat ini semakin banyak anak-anak usia sekolah yang mengalami kesulitan verbal dan kecakapan sosial akibat lebih banyak menghabiskan waktu di depan tv sejak bayi.
4. Gangguan belajar
Televisi di kamar tidur dapat memunculkan gangguan konsentrasi saat belajar dan kecenderungan menjadi pribadi yang pasif.
5. Potensi masalah kegemukan
Dengan tv yang berada begitu dekat dengan anak, di dalam kamarnya, juga akan membuatnya malas untuk banyak bergerak. Kalau sudah begini, bobot tubuhnya akan mudah naik dan berisiko memiliki problem obesitas.