Bullying atau dalam bahasa Indonesia berarti “intimidasi” menjadi sebuah trending topic yang perlu di waspadai oleh semua mom. Dan hal ini terjadi di seluruh dunia. Apakah mom pernah mendengar kisah tentang Jonah Mowry, anak laki-laki remaja berusia 14 tahun yang mengalami intimidasi dari teman-temannya sejak kelas 1 dan berlangsung hingga kelas 8. Intimidasi ini membuatnya stress dan mencoba untuk melakukan bunuh diri. Pernahkah mom terbayang buah hati mom yang mom jaga dari kandungan hingga tumbuh menjadi anak remaja akan mengalami sebuah stress berat dari lingkungan luar?
Apakah mom ingat ketika mom di bangku SMA, bullying sudah mulai terjadi? Dulu kita mengenalnya dengan “gencet”. Kakak kelas tidak suka dengan kelakukan mom, lalu mulai menggencet rame-rame dengan geng nya di sebuah sudut sekolah dan berbicara dengan nada tinggi plus tunjukan yang menusuk. Belum lagi tindakan yang melecehkan seperti menyuruh buka sepatu atau merobek rok sekolah hingga lebih pendek dan lain sebagainya. Dan hal yang menjadi permasalahan, sebenarnya hanya sepele. Seperti ekspresi muka yang sombong atau menggunakan sepatu terlalu bermerk dan lain sebagainya.
Namun jaman sekarang, kasus “intimidasi” ini sudah mulai terjadi ketika anak di bangku SD. Ada sebuah cerita di sekolah internasional, seorang anak SD kelas 1 disatroni oleh anak SD kelas 5. Si kakak kelas berkata ”Hey you stupid girl” dan si kelas 1 menjawab “Hey.. stupid is a bad word”.. lalu si kelas 5 tidak terima dan mulai memukul pipi anak kelas 1. Mendengar kejadian ini, datanglah si ibu menghadap kepala sekolah.
Dan terjadilah kasus bullying bahkan di sebuah sekolah internasional yang notabene berpendidikan tinggi dengan lingkungan orang berada. Namun intimidasi bisa terjadi di mana saja.
Kepala sekolah SD Internasional langsung menelusuri semua kelas 5 dan mengumumkan bahwa siapa siswanya yang melakukan ini akan di hukum. Dan jika tidak ada yang mengaku, maka seluruh siswa kelas 5 akan di jemur di lapangan. Lalu mengakulah siswi tersebut dan di suruh membaca sebuah buku tebal tentang bullying dan si kakak harus menyatakan permintaan maafnya kepada si adik kelas.
Kasus bullying memang kerap terjadi di lingkungan sekolah, karena jenjang pendidikan yang beragam dan bullying bisa terjadi secara fisik seperti memukul, meludahi, menonjok, mencubit dan non fisik seperti olok-olokan, hinaan secara verbal, tulisan di kamar mandi sekolah, surat kaleng yang berisi ancaman. Namun apapun bentuknya, sebagai seorang ibu tentu tidak rela buah hatinya di celakai oleh orang lain sedemikian rupa. Namun jika hal ini terjadi pada si kecil, segeralah mencari tau apa penyebabnya dan coba berbicara dari hati ke hati. Karena seharusnya ibu bisa menjadi tempat perlindungan bagi si kecil.