Menjadi sebuah pemandangan jamak di kota besar, anak-anak balita baik laki-laki atau perempuan menenteng perangkat games di mall. Sangking asiknya anak bermain game, mereka lebih memilih untuk bermain dari pada makan, sehingga orang tua atau si mbak akan menyuapi dia dan anak bermain game hingga larut berjam-jam. Anak pun lebih memilih bermain games tanpa henti, mengabaikan rasa lapar dan haus serta kebutuhan sosialisasi dengan orang lain. Jika hal ini terjadi pada anak Mom, anak Mom sudah mengarah ke game addiction.
Luapan emosi, kesenangan serta menyandung pada permainan online, dimana anak dapat memasuki suatu dunia baru yang sangat berbeda dari dunia nyata. Anak dapat memilih menjadi penjahat, menjadi kontraktor yang membangun sebuah kota hingga menjalani semua ritual kehidupan orang dewasa atau menjadi super hero. Pada anak yang kecanduan game, dia terlihat sulit memisahkan emosi dan perasaan dirinya sendiri dengan tokoh imajiner yang dimainkannya. Dan hal ini mengarah kepada kenyaman anak di dunia virtual daripada di dunia nyata. Sehingga anak menganggap makan, minum dan tidur adalah gangguan. Begitu juga perangai anak bisa berubah mengikuti tokoh dalam game tersebut. Sehingga tidak jarang, terlontar umpatan, kata -kata kasar hingga istilah dewasa yang tidak sesuai dengan umurannya.
Lalu hal apakah yang sebaiknya Mom lakukan jika anak mulai kecanduan bermain game? Hal pertama yang perlu Mom lakukan adalah jangan langsung melarang anak total berhenti main game. Karena anak banyak akal. JIka dia di larang di rumah, maka dia akan lari ke warnet atau rumah teman / tetangga dan mom tidak bisa mengawasi apa yang dilakukannya.
Hal ke dua, cobalah untuk berkaca kepada diri sendiri. Apakah saya sudah cukup memberikan waktu dan perhatian untuk anak? Atau malah saya keasyikan dengan dunia saya karena anak juga asik dengan dunianya sendiri? Jika beberapa pertanyaan diatas adalah "iya" cobalah untuk berubah. Cari cara komunikasi yang baik dengan anak, pahami kebutuhan serta bahasa anak seperti cari tahu games favorit nya sebagai ice breaking. Jika Mom tidak bisa menyelami dunianya, mintalah Dad untuk berbicara. Jika keadaan semakin memanas dan konflik makin tajam, saatnya Mom meminta saran profesional. Seorang konselor ahli mempunyai beragam cara untuk merekatkan kembali hubungan yang mulai renggang. Cobalah bertanya kepada kenalan Mom mengenai rekomendasi psikolog anak yang ahli mengenai hal ini.