Berbuat salah adalah bagian dari pelajaran. Tanpa berbuat salah, anak tidak belajar mengenai sebab akibat dalam kehidupan. Namun jika Mom sering memarahi ketika anak berbuat salah, dia akan cenderung takut dan tidak berkembang karena tidak berani mencoba hal baru. Memarahi anak bukan berarti Mom boleh berkata sembarangan serta membentak. Ketika Mom diliput emosi, tempramen cenderung meninggi. Padahal berbicara keras kepada anak sama buruknya dengan memukul. Sebaiknya jangan menghakimi anak atau membentak dan menakuti anak dengan teriakan. Karena anak akan cenderung balas berteriak serta tidak belajar dari kesalahannya.
Featured Story
Berikut beberapa tips:
1. Bertanya
Kenapa dia melakukan hal tersebut?
2. Gunakan bahasa deskriptif
Mom lihat kamu belum selesai makan, tapi malah asik nonton televisi. Ayo habiskan dulu makannya, baru nonton televisi
3. Gunakan suara rendah dan bicara dengan level sejajar
Suara rendah lebih ampuh dalam melakukan perintah daripada nada tinggi dan perintah
4. Ketika lelah, sembunyi 15 menit
Mom juga manusia yang mengenal lelah dan suntuk di hari yang cerah sekalipun. Agar mood Mom yang buruk tidak terbawa ketika berhadapan dengan anak, bersembunyilah sejenak dan lakukan hal yang Mom senangi. Misalnya browsing, chatting dengan teman, mandi atau dengarkan musik sambil minum minuman favorit
5. Ingat usianya
Ketika anak umur 6 tahun kesal dan membanting pintu, tegur dia setelah emosinya mereda. Dan berkata: Apakah sopan menurut kamu membanting pintu di usia kamu yang sudah berumur 6 tahun?
Sebagai wanita, kadang tempramental memang susah dikendalikan. Namun hal ini bisa Mom kontrol dengan bersabar dan pintar mengelola emosi. Jika sudah melewati batas, lebih baik rehat sejenak dan colling down.