Mengolok-olok teman sebaya mungkin dilakukan hanya sekedar bercanda atau tidak disengaja tanpa memperhatikan bagaimana sebenarnya kondisi temannya tersebut. “Namanya juga anak-anak”, pasti semua orangtua akhirnya akan mengatakan demikian. Tetapi hal tersebut pada akhirnya akan menjadi suatu kebiasaan yang tidak baik jika akan terus terbawa sampai dewasa, mengejek atau mentertawakan teman untuk suatu kekurangannya akan menjadi hal yang menyakitkan buat orang lain jika dilakukan tanpa memperhatikan situasinya.
Featured Story
Mengajarkan anak untuk peka terhadap apa yang dirasakan orang lain adalah sangat baik bagi perkembangan sosial anak. Melatih kepekaan anak akan membuat anak menjadi lebih berhati-hati dalam bertindak, berusaha untuk tidak menyakiti atau merugikan orang lain. Meskipun manusia memiliki hak azazi untuk melakukan banyak hal, namun hak azazi tersebut tentunya juga dibatasi oleh hak orang lain. Jangan sampai melakukan sesuatu atas nama hak azazi namun merugikan atau bahkan merampas hak orang lain.
Misalnya ketika anak melihat temannya terjatuh dan malah mentertawakan temannya karena temannya jatuh dengan posisi yang menurut anak tersebut lucu. Jika anak cukup peka, maka yang akan dilakukannya adalah segera menolong temannya dan menanyakan “kamu nggak apa-apa? Apakah ada yang terluka?”
Anak dengan kepekaan yang baik akan berusaha untuk tidak melukai dan merugikan orang lain. Nilai kepekaan ini merupakan nilai yang juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin karena tanpa kepekaan yang baik, seorang pemimpin tidak akan peduli pada apa yang dirasakan dan dialami orang yang dipimpinnya.
Mengajak anak untuk melihat sendiri hal-hal yang tidak menyenangkan misalnya melihat orang-orang yang nasibnya kurang beruntung dibandingkan dengannya akan menimbulkan rasa bersyukur karena memiliki hidup yang lebih baik, dan rasa peka terhadap apa yang dirasakan orang yang kurang beruntung tersebut.
Meskipun nilai kepekaan ini diperlukan, namun tetap saja jangan sampai hal tersebut menjadi berlebihan. Kepekaan yang terlalu berlebihan hanya akan menjadi bomerang bagi si anak itu sendiri dan akan melemahkan dirinya bahkan akan menghambatnya dalam meraih kesuksesan.