Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Mengajarkan Anak Berbagi Kebahagiaan

Sebenarnya, secara alami seorang anak sudah memiliki rasa empati. Contohnya ketika seorang bayi menangis, maka bayi yang lain pun biasanya akan ikut menangis. Semakin bertambah usia, sikap empati ini harus semakin diasah agar anak tahu ketika ada orang yang membutuhkan bantuan dan ia pun siap membantu.

Featured Story

Anak Autis pun Wajib Olahraga, Pilih yang Tepat

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan Mom dan Dad untuk mengasah empati anak:

- Jadilah model bagi anak. Anak adalah peniru yang ulung. Jadilah model/contoh yang baik bagi anak. Jika Mom dan Dad punya kebiasaan berbagi kepada sesama, maka anak-anak akan melihat dan ‘merekam’nya dalam memori mereka. 

- Beri kesempatan. Libatkan anak ketika Mom dan Dad berencana melakukan aksi berbagi. Misalnya meminta anak untuk memilih pakaian atau mainan miliknya untuk diberikan. Barang yang dibagi bukanlah mainan atau pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi justru yang masih ia pergunakan. Dengan demikian, rasa empatinya pun akan semakin terasah.

- Tanamkan rasa bersyukur. Ajarkan anak bahwa berbagi adalah salah satu bentuk rasa bersyukur. Bersyukur karena memiliki Mom dan Dad serta keluarga yang menyayanginya, bersyukur masih punya rumah dan bisa sekolah dan bersyukur untuk hal-hal keseharian lainnya. 

- Bukan sekadar materi. Berbagi kebahagiaan pada orang lain, tidak berarti selalu membagi materi seperti uang dan barang. Memberikan senyuman, perhatian dan doa pada orang yang membutuhkan, misalnya teman yang sakit, juga termasuk berbagi kebahagiaan. 

Membentuk Pribadi Suka Menolong 

Membagi kebahagiaan juga butuh kecerdasan emosional dan sosial yang matang dari anak kita. Dorong anak untuk menjadi pribadi yang senang menolong atau berbagi. Dalam ilmu psikologi sosial, aksi menolong sesama itu masuk ke dalam prosocial behavior yang terbagi menjadi tiga kategori: 

1. Helping. Menolong orang lain karena merasa itu adalah kewajibannya. Misalnya guru yang mengajari muridnya atau mereka yang bekerja di departemen sosial.

2. Cooperation. Menolong dengan tujuan saling memberi keuntungan, misalnya anak-anak yang belajar bersama untuk mengerjakan tugas sekolah.

3. Altruism. Ini adalah bentuk menolong yang tulus dilakukan tanpa pamrih karena yang melakukannya tidak mendapat keuntungan apapun dari aksi berbagi yang ia lakukan.

Untuk helping dan cooperation, anak biasanya sudah terbiasa karena dilakukan berdasarkan tuntutan lingkungan. Misalnya ketika ia diminta tolong oleh Mom (helping) atau bersama saudaranya membereskan mainan (cooperation). Sedangkan altruism lebih sulit diajarkan karena harus benar-benar muncul dari dalam diri anak dan dilakukan secara ikhlas tanpa berharap apapun dari orang yang ia bantu.

Jika ketiga kategori prosocial behavior ini sudah bisa dilakukan anak, maka ia sudah memiliki modal yang cukup untuk bersosialisasi di lingkungannya pada masa dewasanya nanti. Yuk Mom, ajak anak berbagi kebahagiaan sejak dini!

Susi Erna Wati
Berbagi itu penting
Susi Erna Wati
Belajar berbagi sejak kecil itu penting
Explore More

Terlalu Lama Bermain Gadget, Lemahkan...

Article- 13 Dec 2017

Hubungan Emosi Anak dan Kegiatan Bermain

Article- 25 Mar 2014

Wisata ke Penang

Article- 22 Jul 2013