Mom dan Dad perlu memberi kesempatan anak untuk berdiskusi tentang suatu hal, yang bisa dimulai dari usia masa prasekolah (3-5 tahun) maupun sekolah (6-12 tahun). Berdiskusi adalah kegiatan yang dilakukan dua atau sekelompok orang untuk saling bertukar pikiran. Dalam berdiskusi sering kali terjadi adu argumen, bahkan suasana dapat sedikit memanas.
Featured Story
Diskusi yang baik adalah diskusi yang tidak mengedepankan emosi dan sama-sama mencari solusi terbaik, inilah yang perlu kita ajarkan pada anak. Hal ini dapat menjadi latihan baginya saat harus berdiskusi di lingkungannya. Beberapa anak takut menghadapi adu argumen atau tidak bisa menerima jika ia ‘kalah’ dalam sebuah diskusi. Ini perlu kita luruskan dan perbaiki agar tidak mengganggu fungsi sosialnya nanti.
Berdiskusi Dengan Baik
Bagaimana cara mengajarkan anak berdiskusi dengan baik? Simak tip berikut ini:
- Berikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya tanpa disela.
- Hargai pemikiran dan pendapat anak, hindari meremehkan dirinya dengan kata-kata seperti, “Ah, yang benar?” atau, “Masa sih?” dengan nada bercanda.
- Pertahankan kontak mata dengan anak ketika berdiskusi.
- Berikan suasana nyaman dan bersahabat, hindari berdebat terlalu keras dengannya. Ia bisa merasa terancam dan akhirnya menghindar.
- Ajarkan aturan berdebat yang sopan dan sesuai etiket. Tidak berteriak-teriak, menggunakan kata-kata kasar, atau memotong perkataan orang lain.
- Untuk diskusi dengan informasi yang sensitif (seperti pendidikan seksual), berikan penjelasan sesuai dengan usianya. Banyak buku atau referensi yang bisa menjadi acuan Mom dan Dad.
- Sampaikan bahwa perbedaan pendapat atau bersebarangan pemikiran dengan orang lain adalah hal yang biasa (bahkan bagus) dalam sebuah diskusi.
- Ingatkan selalu pada anak bahwa tujuan akhir dari sebuah diskusi adalah untuk menemukan solusi terbaik dari masalah yang dihadapi. Jika dalam berdiskusi anak merasa ia berada di pihak yang ‘kalah’, ajarkan juga untuk tidak merasa sedih secara berlebihan.
Supaya Diskusi Berjalan Baik
Agar anak bisa berdiskusi dengan baik, minta ia mempersiapkan diri dengan cara:
- Banyak membaca buku agar wawasannya semakin luas.
- Menghilangkan sifat pemalu atau sungkan. Hal ini memang sulit dilakukan jika anak memang memiliki karakter seperti ini. Mom dan Dad bisa membantunya untuk lebih banyak bergaul agar sifat-sifat ini tidak begitu menonjol.
- Biasakan anak mengumpulkan dan mengungkapkan data untuk mendukung argumentasinya. Misalnya karena harga makanan di kantin sekolahnya atau tarif alat transportasi yang biasa ia gunakan mengalami kenaikan, ia perlu penambahan uang saku.
- Berbicara di depan cermin untuk melatih intonasi dan bagaimana menjalin kalimat yang tepat agar argumentasinya dapat diterima oleh orang lain.
Awalnya mungkin anak masih ragu mengungkapkan pendapatnya karena merasa ia mungkin salah. Tapi lama kelamaan, siapa tahu, malah Mom dan Dad yang akan lebih sering ‘kalah’ beradu argumen dalam sebuah diskusi dengan anak. Sikap terbuka Mom dan Dad akan menciptakan suasana diskusi yang menyenangkan.