Featured Story
Anak merengek sering sekali terjadi karena dia tidak tahu Bagaimana menangani emosinya. Apa yang membuat dia tidak nyaman. Menurut Michele Borba, EdD, psikolog anak dari University of San Francisco, California, Amerika Serikat, dan penulis buku Parents Do Make a Difference, anak usia 1-2 tahun sering merengek karena ini cara anak berekspresi menyampaikan apa keinginan serta perasaannya. Tidak jarang rengekan juga terjadi pada dini hari ketika dia lagi tengah tidur. Biasanya karena diaper penuh atau haus. Anak usia ini sudah mulai mempunyai rasa mau tapi masih sulit untuk bicara. Beranjak di usia 4 tahun, anak merengek karena dia ingin sesuatu dan ingin melakukan sendiri tapi belum mampu hingga akhirnya dia kesal. Sebaiknya ketika hal ini terjadi, segera cari tahu apa penyebabnya. Ketika Mom tanggap pada kebutuhan serta keinginannya, anak pun akan cepat mereda.
Psikolog anak dari University of San Francisco, California, Amerika Serikat, dan penulis buku Positive Discipline for Preschoolers, Dr. Jane Nelsen EdD, mengingatkan orangtua untuk mengontrol diri menghadapi balita yang sering merengek. Itu karena, tidak sedikit orangtua kesal, marah-marah dan mencubit untuk menghentikan rengekan anaknya yang seperti kaset rusak. “Dengarkan dengan sikap yang lembut tapi tegas,” ujar Jane. Selain itu, cobalah pahami bahwa anak belum pintar dalam mengolah emosinya, sehingga dia berekasi berlebihan ketika kesal. Tetaplah tenang dan cari tempat yang sepi untuk menenangkannya. bersabar dan peluklah dia sambil mencari cara untuk meredam emosinya. Bisa dengan nyanyian , gendongan, peluk, cium hingga emosinya menjadi stabil dan sadar bahwa rengekannya hanya membuang-buang energinya.