Featured Story
Masa remaja yang identik dengan masa mencoba -coba dalam mencari identitas sering sulit dimengerti oleh orang tua. Dalam masa ini, remaja mencari sosok panutan yang dianggap keren dan mirip seperti kepribadian mereka sehingga tidak jarang para artis sering di jadikan idola oleh mereka. Dan hal ini juga didukung oleh kemajuan teknologi serta kepintaran para pebisnis dunia hiburan dalam mencari peluang.
Ketika tahun 90-an grup boy band New Kids On The Block atau Color Me Bad mulai Muncul, para remaja wanita umur 12 tahun rela menghabiskan uang jajan nya untuk mengoleksi pernak pernik yang berhubungan dengan grup ini, menabung untuk membeli tiket konsernya serta akan mencari seribu cara untuk bisa melihat dari dekat sosok idola tersebut. Dan di era 2012, anak balita pun sudah mengenal sosok idola cilik berkat peran media yang kerap menamilkan si lincah Brandon atau grup penyanyi cilik yang keren seperti coboy junior. Belum lagi demam K-Pop yang diwarnai tarian unik. Jadi Apakah mempunyai idola itu hal yang buruk?
idola dapat menjadi hal positif, apabila remaja dapat menempatkan dirinya dan sang idola dalam porsi yang sesuai. Idola menjadi motivator anak untuk mencapai suatu prestasi tertentu dan tidak sekedar mengagumi fisik semata hingga meniru gaya rambut, pakaiannya atau hingga meniru gaya hidup idola yang negatif seperti obat-obatan, pemberontakan terhadap orang hingga berpakaian minim yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia
Alangkah baiknya jika anak bisa melihat idola sebagai sosok yang penuh inspirasi. Seperti bagaimana kedekatan idola dengan orang tuanya contohnya Justin Bieber dengan sang ibu. Hingga di puncak ketenaran nya, Bieber tetap melibatkan ibundanya dan mengikuti nasihatnya. Atau jadikan inspirasi kisah perjalanan karir idola dari "nobody" become " somebody". Disinilah peran mom dalam menghadapi remaja, agar bisa menjadikan idola sebagai Role Model yang positif.