Mom Mom pasti sepakat kalau dunia anak-anak penuh dengan kebahagiaan dan bersenang-senang. Tapi saat ia tumbuh semakin besar, anak terkadang tak lagi bisa bersenang-senang karena mulai diajari membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Tips berikut ini mungkin bisa Mom terapkan di rumah agar anak tak lagi kesal saat membaca, menulis, dan berhitung.
Featured Story
Jangan Paksakan
Para ahli tumbuh kembang sudah membuktikan bahwa anak-anak yang dijejali hal-hal yang bersifat kognitif pada usia balita cenderung bereaksi seperti ini:
1. Anak tidak mampu mengenali emosinya sendiri
2. Anak tidak dapat mengendalikan emosi (terjadi gangguan intra-personal)
3. Sulit menunjukkan empati atau lebih mementingkan dirinya sendiri
Ingatlah Mom, bahwa Pemerintah pun telah mengatur kurikulum PAUD agar tidak berisi materi calistung yang berat. Peraturan masuk SD pun sudah ditetapkan minimal berusia 7 tahun, karena mempertimbangkan kesiapan perkembangan anak. Jadi Mom, bila memutuskan mengikutkan anak dalam kelas PAUD atau kelompok bermain, pastikan kurikulumnya hanya berisi permainan dan pengenalan dasar.
Jangan Buru-buru
Tak perlu buru-buru menargetkan anak untuk bisa calistung. Mom bisa santai menyisipkan materi calistung saat anak berusia 3 tahun, misalnya:
1. Story time
Sediakan waktu untuk bercerita, misalnya sebelum tidur. Jangan heran kalau ia punya pilihan buku yang paling sering minta dibacakan, karena dalam proses pengulangan itu, anak sedang belajar memperhatikan dan menghafal
2. Mengobrol
Setiap saat Mom dapat mengenalkan huruf dan angka pada anak sambil mengobrol. Contohnya saat anak menunjuk gambar gajah, Mom bisa katakan “Apa itu, Nak? Gajah, G, Gajah.” Atau bila ia minta tambahan kukis, “Wah, Adek suka kukisnya ya… Adek sudah makan 2 kukis,” sambil Mom tunjukkan dua jari atau gambarkan angka 2.
3. Manfaatkan media
Mom cerdas, pasti kreatif. Gunakan berbagai referensi dan media, misalnya flash card, website interaktif, lagu-lagu anak, atau balok-balok kayu yang bertuliskan huruf dan angka.