Apakah Mom dan Dad sering merasa kesal melihat kebiasaan buruk anak yang sulit diubah? Daripada sibuk memarahi namun tidak ada perubahan sikap dari anak, sebaiknya lakukan langkah-langkah tepat untuk membantunya lepas dari kebiasaan buruk yang dimilikinya. Apa saja kebiasaan buruk anak yang sebaiknya dihilangkan?
Featured Story
1. Menggigit kuku
Menggigit kuku kadang merupakan kebiasaan yang berawal dari mengisap ibu jari. Dua kebiasaan ini merupakan cara yang dilakukan anak untuk menunjukkan perasaan yang gelisah, merasa tertekan, kecewa atau marah. Umumnya kebiasaan ini muncul pada anak usia sekolah karena mulai adanya tekanan dari pelajaran di kelas ataupun pertemanan.
Solusinya:
- Telusuri apa penyebab kebiasaan ini muncul dengan melakukan pendekatan yang menyenangkan, misalnya melakukan satu kegiatan bersama. Mom bisa menggali informasi, apa yang sedang dia rasakan atau apa yang membuatnya merasa tidak nyaman. Dengan memahami apa yang dia rasakan, Mom bisa mencari solusi untuk membuat anak kembali merasa nyaman. Jika kebiasaan ini masih bertahan, Mom bisa minta bantuan ahli, misalnya psikolog anak.
- Beri pengertian kepada anak tentang akibat buruk menggigiti kuku dan penyakit yang dapat timbul karena kebiasaan ini.
- Mengalihkan perhatian anak dengan mendorongnya melakukan berbagai kegiatan atau bermain dengan teman lainnya.
2. Malas bangun pagi
Anak yang tidur terlalu malam, efeknya memang akan sulit bangun pagi. Biasanya, ia juga bangun dengan suasana hati yang buruk (bad mood). Menghilangkan kebiasaan ini butuh sikap disiplin dari orangtua.
Solusinya:
- Jelaskan mengapa anak harus bangun pagi dan apa konsekwensinya jika tidak diikuti.
- Rancang jadwal tidur untuknya, tetapkan aturan yang jelas lengkap dengan sanksi yang sudah disepakati jika tidak dijalankan.
- Berikan penjelasan kenapa anak tidak boleh malas bangun pagi sesuai dengan usia anak agar ia mengerti.
- Disiplin ini harus dilakukan Mom dan Dad secara konsisten. Karena bila sesekali melanggar atau melakukan pengecualian, anak bisa kembali pada kebiasaan lamanya.
3. Tidak menghabiskan makanan
Picky eater atau anak yang pemilih dalam hal makanan sering kali tidak menghabiskan makanan yang ada di piringnya. Tentu saja hal ini membuat Mom sering merasa kesal. Inilah saat yang tepat untuk mengajarkannya table manner atau sopan santun di meja makan.
Solusinya:
- Sejak usia balita, ajak anak untuk makan di meja makan bersama keluarga (tidak di depan televisi).
- Sampaikan pada anak bahwa makan di meja makan berarti saling menghargai satu sama lain, termasuk juga tidak menaruh siku di atas meja makan, makan tanpa berisik atau tidak berbicara dengan mulut penuh.
- Minta anak untuk hanya mengambil makanan sebanyak yang akan ia habiskan. Jelaskan bahwa makanan yang tidak ia habiskan akan dibuang dan itu berarti menyia-nyiakan makanan dan tidak menghargai orang yang telah memasaknya.
Kemandirian dan kedisiplinan anak sangat tergantung pada pola yang dibangun orangtua sejak dini. Dengan konsistensi, Mom dan Dad dapat membangun perilaku yang positif pada anak. Ingat selalu ya Mom, untuk memberi kesempatan pada anak untuk berlatih serta memberi kepercayaan bahwa ia dapat melakukannya.