Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Tanggap dengan Penyakit DBD

Featured Story

Berbagi Tugas Rumah Tangga

Peralihan dari musim kemarau ke musim hujan (pancaroba) semestinya membuat kita mawas diri. Pasalnya, musim hujan kerap memicu merebaknya beberapa penyakit. Salah satu yang harus diwaspadai adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).

 

DBD adalah penyakit infeksi virus, yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes suka menetap di tempat yang gelap dan lembab, seperti di kolam, kolong tempat tidur, alas kaki meja, bahkan vas bunga yang berisi air. Nyamuk ini menyerang sistem pembekuan darah. Hal itu bisa diketahui dari turunnya kadar trombosit dalam darah. Darah yang tidak bisa membeku akan mengakibatkan perdarahan sehingga disebut demam berdarah.

 

Kenali Gejala DBD

 

Dari data Centers for Disease Control and Prevention, gejala demam berdarah kini tak lagi selalu ditandai dengan munculnya bintik-bintik merah. Selain itu, demam tinggi selama 2-7 hari juga bukan satu-satunya gejala.

Jadi, Mom harus lebih waspada dan mengenali gejala-gejala lainnya, di antaranya:

1. Anak demam tinggi hingga menggigil atau kejang

2. Anak menderita nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri saat menggerakkan bola mata, atau nyeri pada tungkai dan persendian

3. Bola mata atau wajah balita kemerahan

4. Dehidrasi

5. Lesu, nafsu makan turun, dan hanya ingin tidur saja

6. Kaki anak dingin

7. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombosit turun (kurang dari 10.000) dan kenaikan kekentalan darah (hematokrit meningkat 20% lebih tinggi dari normal).

 

Penanganan Pertama DBD

Bila si kecil atau anggota keluarga lain mengalami gejala di atas, Mom & Dad harus segera memeriksakannya ke dokter. Namun, Mom tak perlu terburu-buru melakukan tes laboratorium di hari pertama pemeriksaan. Tunggu selama tiga hari hingga demamnya turun. Tiga hari kemudian, Mom bisa cek, apakah anak kembali aktif atau justru tak bergairah. Sebab, seseorang yang mengalami demam berdarah akan tetap merasa lemas dan tidak nafsu makan meskipun demamnya sudah turun. Kemudian, pantau selalu suhu tubuh anak setiap waktu dan pastikan ia minum dengan cukup.

 

Bawa anak kembali ke dokter apabila demam masih terus berlanjut selama tiga hari. Dokter biasanya akan meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, trombosit, dan hematokrit. Bila hasil laboraturium menunjukkan ada tanda-tanda penurunan trombosit atau peningkatan hematrokit, boleh jadi anak terserang DBD.

 

Tangkal DBD

Pencegahan penyebaran DBD memerlukan kesadaran masyarakat dan pribadi untuk menjaga kebersihan lingkungan.

 

1. Lakukan metode 3M (menguras, menutup, dan mengubur) setiap satu minggu sekali. Dengan begitu, Mom & Dad bisa membarantas sarang nyamuk

2. Ikut berpartisipasi pada setiap aktivitas pengasapan (fogging) masal yang diselenggarakan lingkungan.

3. Saat anak bermain di luar ruangan, kenakan pakaian berwarna terang dan tertutup. Anak-anak tidak dianjurkan bermain di taman pada Pk 10.00 – 14.00 karena nyamuk senang berada di taman pada rentang waktu tersebut

4. Kamar sebaiknya dilengkapi kelambu dan tidak menggantung pakaian di sembarang tempat

5. Pelihara ikan di kolam untuk membasmi jentik-jentik nyamuk

6. Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menjaga kesehatan lingkungan sekolah, termasuk jangan sampai ada air yang menggenang di sekolah. Jika perlu, lakukan tindakan pengasapan

7. Sebelum ke sekolah, oleskan minyak telon atau minyak sereh ke tubuh anak untuk menghindari gigitan nyamuk.

Winda Ruwinda Ningsih
Aduh Thyan lg panas nih...kakinya dingin...tp masih nafsu makan...Moga ga ad apa apa ya nak..
Muyasaroh
kalau masalah DBD harus tanggap sekali, karena panas naik turun
Explore More

Perkembangan Kecerdasan Logika Anak

Article- 06 Jun 2014

Hadapi Pancaroba dengan Makanan Sehat

Article- 18 May 2015

Tips Membuat Si Pemalu Menjadi Pemberani

- 19 Mar 2014