Emosi memiliki peranan penting dalam perkembangan jiwa anak karena akan berpengaruh terhadap perilaku anak. Apabila anak terbiasa mengelola emosi dengan baik, terutama yang negatif maka akan akan berkembang menjadi pribadi yang positif.
Featured Story
Tidak jarang orangtua mencap anak “nakal” karena anak tidak bisa di atur, dan sering berkata tidak. Padahal nakal tersebut adalah bagian dari pertambahan kepandaian sehingga ia sulit diatur karena rasa mandiri mulai tumbuh pada diri anak serta dia ingin mengatur semuanya sendiri. Termasuk bertindak sesuka hatinya ketika anak dilanda emosi, maka hendaklah semenjak dini Mom mengajarkan anak untuk menyalurkan emosinya dengan hal yang dia sukai. Misalnya ketika dia marah dan kecewa, minta anak untuk menyalurkan dengan olah raga. Atau ketika rasa sedih melanda, luapkan dengan menulis atau menggambar atau bermain alat musik. Begitu juga ketika Mom dilanda emosi, anak pun malah semakin bertingkah dan membuat Mom semakin emosi.
Pada usia batita, anak belajar mengenali emosinya dengan mengalami hal tersebut dahulu, baru dia bisa mengenal emosinya dengan baik. Misalnya ketika Mom meninggalkan balita dengan pengasuhnya berdua saja di rumah, 30 menit pertama dia akan senang saja namun ketika 1 jam berlalu dan Mom tidak kunjung datang maka dia akan mencari sosok Mom dan menangis karena tidak nyaman. Untuk membiasakan anak dapat mengungkapkan perasaannya, cobalah dua cara berikut:
1. Memberikan contoh lewat kejadian
Ketika anak menangis karena jatuh, tunjukkan bahwa sakit karena luka bisa di sembuhkan. Atau ketika menonton film dan tokohnya gembira karena bermain bersama teman, jelaskan bahwa anak juga bisa tertawa bersama teman-teman seperti itu atau Mom membacakan buku dengan ekspresi sesuai cerita misalnya sedih lalu Mom menangis tersedu-sedu
2. Ajak anak "play date"
Lewat bermain bersama, anak akan punya banyak pengalaman bersama temannya. Belajar berbagi mainan, bercanda dengan teman hingga berantem. Dengan berteman, anak belajar tentang kehidupan serta berinteraksi dengan sekitar.
Ketika anak sudah bisa mengungkapkan emosinya, hargai ceritanya dengan menjadi pendengar yang baik ya Mom :)