Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita
Tanya Psikolog
Mom Devy Listyarini
Cara mengurangi anak yang cengeng Dear dok, anak ke 2 saya berusia 8 tahun, dia agak cengeng bila sekedar di goda oleh kakak nya yang bersusia 10 tahun, bagaimana cara agar dia tidak cengeng lagi padahal sudah saya kasih nasihat baik-baik dan saya rasa perhatian ke dia pun cukup.
Cara mengurangi anak yang cengeng oleh Mom Devy Listyarini Dear dok, anak ke 2 saya berusia 8 tahun, dia agak cengeng bila sekedar di goda oleh kakak nya yang bersusia 10 tahun, bagaimana cara agar dia tidak cengeng lagi padahal sudah saya kasih nasihat baik-baik dan saya rasa perhatian ke dia pun cukup.
Psikolog Anna Surti Ariani 'Nina'
Psikolog Anna Surti Ariani 'Nina'
Hai Mom Devy, saya psikolog nih, bukan dokter, hehehe. Kalau memang anak sudah cukup diberi perhatian, coba cek deh apakah anak mendapatkan keuntungan dari tangisannya? Contoh keuntungan yang mungkin didapat anak dari tangisan adalah: mendapat perhatian lebih dari orangtua atau penggoda (kakak) dimarahi orangtua. Anak tak secara langsung membalas kakak, tapi membalas lewat kemarahan orangtuanya kepada kakak. Mom benar, harusnya di usia ini anak tak perlu cengeng lagi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Ia harus mampu mandiri mengatakan keberatannya untuk digoda oleh kakak. Oleh karena itu Mom perlu membantunya agar ia tak lagi cengeng. Caranya adalah dengan mengajarkannya cara membela diri (bukan menyerang) juga untuk mengekspresikan emosi marahnya dengan cara lain. Ketika tak ada kakaknya, ajari anak untuk mengatakan, “Aku tak mau diganggu!” kepada kakaknya. Jangan hanya dinasehati, tapi sekaligus dipraktekkan. Ajak anak mencoba untuk melakukannya, seakan-akan Mom adalah kakaknya. Nantinya ketika kakaknya menggoda, Mom tinggal mengingatkan dia untuk melakukan apa yang dilatihkan ini. Janganlah melerai pertengkaran kedua anak, biarkan mereka menyelesaikannya sendiri dengan cara mereka. Mereka sudah besar lho! Mom hanya perlu ikut campur kalau mereka berdua pukul-pukulan atau saling membahayakan. Jika hanya saling mengata-ngatai, Mom harus menahan diri untuk tetap diam. Mom bisa bilang, “Silakan kalian berdua bertengkar. Nanti kalau sudah selesai, baru Mom ajak kalian bicara.” Kalau ada yang mengadu, kemungkinan si adik, katakan kembali supaya mereka menyelesaikan sendiri masalahnya, Mom tidak ikut campur. Cara mengajari ekspresi emosi marah adalah saat anak marah, persilakan ia melakukan salah satu (atau lebih dari satu) cara berikut: memukul bantal / guling, membanting mainan ke kasur, berteriak di dalam kamar mandi dengan keran menyala, berlari-lari keliling rumah, menggigit permen karet, dll. Mom juga bisa mengusulkan cara-cara lain yang menurut Mom oke untuk mengekspresikan marah, yang tak mengganggu orang lain dan tak menyakiti diri sendiri. Masih kesulitan melakukan ini semua? Ayo konsultasi ke psikolog anak ya. Salam, @AnnaSurtiNina
Login dulu ya mom di sini sebelum memberi komentar
Login/Register di sini
Komentar Terbaru
padaTak Hanya Menghibur, Ide... oleh Mom Yeni Setiyawati
padaCara Seru Libatkan Anak... oleh Mom Yeni Setiyawati
padaJangan Asal Marah,... oleh Mom Yeni Setiyawati
artikel & Tips
27 Feb 2015
Dikira belajar, tenyata anak Mom malah asyik baca komik di kamar. Hal-hal seperti ini memang kadang membuat Mom hilang kesabaran dalam menyuruh anak...
Selengkapnya
Lihat Semua Artikel & Tips