Mungkin sebelumnya Mom sudah sering mendengar tentang alergi dan intoleransi makanan pada anak, tapi apakah Mom tau perbedaan keduanya? Faktanya, meskipun 25% orang berpikir bahwa mereka alergi terhadap makanan tertentu, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya hanya 6% anak-anak dan 2% orang dewasa yang benar-benar memiliki alergi.
Featured Story
Beda Alergi dan Intoleransi Makanan
Penting bagi Mom untuk mengetahui perbedaan antara alergi dan intoleransi makanan.
Alergi makanan adalah reaksi yang dipicu oleh sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap makanan tertentu dan menganggap makanan itu racun, sehingga sistem imun tubuh berusaha melawannya dengan mengeluarkan histamin ke jaringan tubuh. Efeknya bagi tubuh bisa sangat signifikan walau hanya dipicu sejumlah kecil makanan.
Intorelansi makanan adalah reaksi tubuh terhadap suatu substansi yang ada di dalam makanan yang dikonsumsi, dan biasanya reaksinya tidak sesignifikan alergi. Walaupun begitu, intoleransi makanan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang kuat.
Penyebab: Alergi makanan biasanya disebabkan oleh susu sapi, telur, kacang-kacangan, gandum, serta ikan dan makanan laut lainnya, sementara intoleransi makanan paling sering ditimbulkan oleh tomat, stroberi, buah-buahan berjenis citrus (jeruk, lemon, jeruk nipis, dan sebagainya), anggur merah, produk olahan susu, juga perisa makanan (MSG).
Walaupun sebagian besar anak lepas dari alergi makanan saat dewasa, beberapa jenis alergi, seperti alergi pada kacang-kacangan dan makanan laut, terus diderita seumur hidup, berbeda dengan alergi pada laktosa yang terdapat dalam susu.
Penting juga untuk diingat, Mom, bahwa sedikit saja anak mengonsumsi makanan penyebab alergi mereka, efeknya bisa fatal. Jadi jangan termakan gosip dan omongan dengan berusaha menyembuhkan alergi anak dengan memberinya dosis kecil makanan yang membuatnya alergi. Selalu konsultasikan hal ini terlebih dahulu dengan dokter anak.
Tanda-Tanda Anak Alergi Makanan
Karena alergi makanan berisiko fatal, bahkan bisa menyebabkan kematian, maka sebaiknya Mom mengenali tanda-tanda anak mengalami alergi makanan. Biasanya, akan timbul reaksi seperti: hives (benjolan besar di kulit), beberapa bagian tubuh menjadi bengkak, gatal-gatal, ada rasa metal di dalam mulut, batuk dan kesulitan bernapas, tenggorokan menjadi sesak, diare, dan muntah-muntah.
Sayangnya, alergi makanan belum bisa disembuhkan, jadi penting untuk menjaga makanan anak setiap saat. Pastikan juga orang-orang yang berada di dekat anak seperti pengasuh dan guru di sekolahnya mengetahui alerginya dan lengkapi dengan instruksi yang jelas tentang apa yang harus dilakukan bila alergi terjadi.
Jika anak memiliki alergi akut, bekali dia selalu dengan pena epinefrin yang bisa Mom dapatkan dari dokter. Pena epinefrin bisa diinjeksikan sendiri atau oleh orang awam sekalipun, selama telah diberikan instruksi yang benar dan jelas. Pena epinefrin merupakan pertolongan pertama yang paling efektif pada penderita alergi akut sebelum dilarikan ke UGD.