Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang jago dalam berolahraga tapi ada juga yang pintar dalam akademik. Salah satu kemampuan yang menunjang pencapaian prestasi akademik adalah membaca. Tapi tidak sedikit anak yang mengalami kesulitan untuk mengeja kata-kata atau sulit mempelajari huruf sehingga menjadi minder.
Featured Story
Kondisi ini terkadang tidak disebabkan oleh anak yang malas, tapi bisa juga dipicu oleh disleksia. Menurut situs hellosehat.com, gangguan belajar ini dipicu oleh tidak berfungsinya cerebrum, bagian otak yang mengatur aktivitas berpikir dan bergerak, akibat faktor genetik. Namun, dengan pelatihan dan perawatan yang baik, kemampuan membaca pengidap disklesia dapat membaik ketika tumbuh dewasa. Untuk saat ini, Mom bisa membantu membangun kembali rasa percaya dirinya dengan trik berikut ini.
- Menjalin Kerjasama dengan Guru
- Meningkatkan Motivasi Belajar
- Dampingi Anak
- Jangan Menyalahkan Kondisi Anak
Prestasi yang menurun bisa jadi salah satu akibat disleksia yang membuat anak sulit membaca dan memahami pelajaran yang diberikan. Langkah pertama yang bisa Mom lakukan adalah mencari solusi bersama guru untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya kembali.
Anak bisa duduk di barisan paling depan di kelas sehingga memudahkan guru untuk membimbingnya membaca. Selain itu, guru juga berperan untuk memastikan anak tidak tertinggal dan melakukan kesalahan saat menulis. Jangan lupa untuk meminta guru memberikan toleransi waktu pada anak disleksia untuk menyelesaikan tugasnya.
Berbeda dengan Anak Berkebutuhan Khusus lainnya, penyandang disleksia ini justru memiliki IQ rata-rata atau di atasnya. Kesulitan membaca membuatnya merasa minder di dalam kelas, apalagi jika ia membandingkan dirinya sendiri dengan para temannya.
Coba untuk meningkatkan motivasi belajar pada anak dengan menggunakan media yang tepat, seperti menceritakan dongeng yang kemudian disisipkan manfaat pentingnya membaca. Selain itu, dorong anak untuk berlatih untuk mengenali huruf, simbol, dan angka.
Kondisi anak penyandang disleksia sering mengalami stres dan kehilangan kepercayaan diri, apalagi jika menjadi korban bully, karena kesulitan dalam hal menulis dan membaca. Sebagai orangtua, berikan pendampingan dan semangat agar ia tidak menyerah. Bangun rasa percaya dirinya sehingga ia mau dan mampu mengatasi kesulitan belajar yang kini sedang dialaminya.
Setiap orangtua tentunya ingin melihat anaknya meraih kesuksesan. Tapi banyak juga yang merasa belum siap saat harus menerima kenyataan anaknya terdiagnosa disleksia. Kesalahan dalam otak ini jangan dijadikan alasan untuk menyalahkan anak, yang justru membuatnya semakin tertekan dan frustasi.
Terima kondisi anak apa adanya lalu cari penanganan yang tepat, baik bekerjasama dengan guru, berkonsultasi pada ahli yang berpengalaman, dan tidak menyerah untuk mendampinginya. Jangan lupa untuk selalu menyemangati dengan memberikan pujian pada setiap usahanya, apapun hasil yang didapat.
Yuk bantu anak menemukan kembali kepercayaan dirinya yang rusak karena disleksia dengan cara-cara ini.