Mom, apakah kadang terlintas dipikiran kita, kenapa ya si kecil sepertinya kurang kreatif? Sepertinya si kecil lebih senang jadi peniru atau mengikuti apa yang temannya lakukan. Seberapa sering kita memberikan apresiasi kepada si kecil?
Featured Story
Aimar, 5 tahun, senang bermain dengan lego, semua bentuk dibuat seperti apa yang dia mau, setelah selesai membuat satu bentuk, ia selalu menunjukkan kepada Ibunya. Ibu selalu memberikan pujian atas apa yang telah Aimar buat. Tidak pernah sedikitpun Ibu bosan memberikan pujian bukan kritikan kepada Aimar. Hal tersebut membuat Aimar selalu senang membuat bentuk-bentuk baru dari mainannya.
Lira, 7 tahun, selalu mengerjakan pekerjaan rumah setelah pulang sekolah. Terkadang jika Almira tidak mengerti akan pekerjaan rumahnya, ia akan bertanya pada Ibu, karena kerajinannya ia menjadi juara di kelasnya. Sebagai hadiah atas kerajinannya Ibu lebih senang memberikan hadiah berupa buku cerita pilihan Lira.
Dari dua cerita diatas, kita bisa melihat bahwa apresiasi pada anak yang pada tempatnya akan membuat anak bertambah kreatif. Apresiasi pada anak adalah bentuk pesan pada anak bahwa apa yang telah diperbuatnya adalah baik atau tepat. Apresiasi pada anak akan mengubah perilaku positif anak menjadi kebiasaan positif anak, seperti kebiasaan mengerjakan pekerjaan rumah setelah pulang sekolah.
Anak akan lebih kreatif jika ia tidak banyak dikritik dan selalu mendapatkan apresiasi atas hal positif yang telah ia lakukan. Apresiasi seperti pujian dan tepuk tangan, sekecil apapun, bisa membuat balita merasa kompeten dan dipercayai oleh orangtuanya. Selain itu, mereka juga akan termotivasi untuk semakin terampil di kemudian hari. Pujian dari kita juga bisa membuat anak siap menghadapi tantangan hidup di kemudian hari dan tidak takut ketika ia harus masuk lingkungan sosial, misalnya saat ia harus masuk sekolah nanti.
Dengan memberikan apresiasi yang baik di tiap momen-momen anak, sekecil apapun itu akan memberikan dampak yang baik baginya.
