Anak laki-laki sejak umur 10 bulan sudah mulai mengenal penisnya dan suka menarik-nariknya. Bagi anak perempuan, dia mulai tertarik dengan alat kelaminnya di usia 1 tahun ketika dia sudah mulai pipis sendiri atau toilet training. Risih memang melihat mereka memainkan alat kelaminnya, namun hal ini bukanlah suatu penyimpangan perilaku seksual mom. Namun bagian dari ‘sensasi nikmat’.
Featured Story
Pada usia 1 – 1,5 tahun, pusat kenikmatan anak berada di mulut yang disebut fase oral. Anak suka sekali memasukkan segala sesuatunya ke mulut. Lalu di usia 1,5 – 3 tahun, mulai beranjak ke fase anal dimana dia mulai menahan keinginan untuk pipis atau BAB dan selanjutnya di usia 3 hingga 6 tahun, mereka masuk ke Fase phalic atau kenikmatan di dapat di alat genital. Dimana anak senang memaikkan alat genitalnya karena mengalami sebuah perasaan sensasi nikmat ketika penisnya tersentuh, atau ketika area vaginanya tergesek oleh tangannnya.
Pada umumnya, anak mencari sesuatu yang bisa membuatnya nyaman dan terkadang marah jika diganggu oleh orang lain. Termasuk kenyamanan bermain-main dengan alat kelaminnya, terutama anak laki-laki. Jika kebiasaan ini menjadi berlanjut, coba tanyakan “kenapa kamu suka memegang penis kamu? Rasanya apa si mas?” Mungkin jawabannya karena dia merasakan gatal di area penis. Jika begitu, mom bisa segera membawanya ke dokter. Mom pun bisa menjelaskan bahwa kebiasaan itu tidak baik. Orang lain yang melihatnya menjadi risih. Ungkapkan alasan yang logis dan tidak menakuti anak.
Mengapa kebiasaan ini harus dihentikan?
Walaupun fase ini terbilang wajar, namun jika terus berlanjut akan menjadi kebiasaan. Maka inilah yang disebut masturbasi. Bagaimana cara menghentikan kebiasaan ini? Hal pertama jangan berteriak, marah atau panik hingga anak di kurung. Jika mom bereaksi dengan tidak tepat, anak pun semakin penasaran. Ada apa sih? Sehingga mom sampe panik seperti itu. Lalu dia malah makin penasaran dan terus fokus kepada kegiatanya tadi. Bahkan ketika penisnya mulai menegang, dia lalu berlari kearah mom dan menyodok mom serasa penisnya sebagai mainan pedang-pedangan. Jika hal ini sampai terjadi, segera berikan kata perintah STOP. “Mas, malu ah penisnya di tunjukin ke orang-orang. Itu kan rahasia mas. Ayo pake celananya terus kita main yang lain. “
Namun jika mom merespon dengan nada marah serta emosi, dia akan melakukan hal tersebut secara sembunyi dan bisa menjadi bentuk kecanduan yang berlanjut hingga dia dewasa. Dalam seminar mengenai dampak pornografi terhadap kerusakan otak di Jakarta, ahli bedah syaraf dari Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L. Hilton Jr, MD mengatakan bahwa adiksi (kecanduan) mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventral Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil. “Pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neorotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol. Ini yang membuat orang-orang yang sudah kecanduan tidak bisa lagi mengontrol perilakunya.” kata Hilton
Jika mom berhasil menangani secara tepat, kebiasaan ini akan berhenti di usia 6 tahun . dalam menghentikan kebiasaan, gunakan kalimat yang masuk akal seperti “Mas, jika penisnya kamu buat mainan, bisa lecet dan perih. Sakit kan? “ atau “Sayang, kalo kamu terus gesekin vaginanya dengan tangan, nanti jadi lecet dan sakit kalo kamu pipis. Ihhhh gak enak deh rasanya.” Lalu selanjutnya alihkan perhatian anak dengan aktivitas serta kegiatan yang menarik. Temani dia bermain hingga dia lupa dengan kegiatan tadi.