Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Bullying, Empati dan Sosialisasi

Mom dan Dad, akhir-akhir ini pasti sering mendengar atau membaca kata yang berhubungan dengan “bullying”. Mengapa bullying menjadi momok bagi setiap anak dan orangtua?

Featured Story

Belajar dari Lingkungan Sekitar Anak

 

Bullying dapat diartikan sebagai kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma/depresi dan tidak berdaya.

 

Tindakan kekerasan yang dilakukan senior terhadap junior di sekolah bukanlah hal yang baru dalam dunia anak-anak usia sekolah. Kasus kekerasan ini telah lama terjadi di Indonesia, namun luput dari perhatian. Di sejumlah negara maju Pusat Krisis untuk kasus semacam ini telah didirikan.

 

Bentuk bullying itu sendiri ada 3 jenis, yaitu :

 

1. Fisik dengan cara memukul, menampar, memalak atau meminta paksa yang bukan miliknya, pengeroyokan menjadi eksekutor perintah senior.

 

2. Verbal dilakukan dengan cara memaki, mengejek, menggosip dan membodohkan.

 

3. Psikologis dilakukan dengan cara mengintimdasi, mengecilkan, mengabaikan, mendiskriminasikan.

 

Bullying berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai - nilai akademik dan tindakan bunuh diri. 

 

Bullying itu sendiri lebih kepada kurangnya rasa empati anak-anak dan kesalahpahaman anak bersosialisasi. Kurangnya tingkat spiritual anak juga bisa mempengaruhi banyaknya terjadi bullying. Anak-anak yang menyimpan rasa dendam yang mendalam karena sebelumnya pernah diperlakukan yang tidak menyenangkan, biasanya akan dengan mudah melakukan hal yang sama kepada orang lain. Peran orangtua sangat besar dalam mengantisipasi terjadinya bullying.

 

Anak-anak harus selalu diingatkan bagaimana dampak-dampak yang akan terjadi akibat bullying. Sosialisasinya harus bekerjasama antara pihak sekolah, psikolog dan aparat keamanan agar dapat ditindak lanjuti jika terjadi kasus bullying. Karena jika tidak diputus mata rantainya kasus tersebut akan terus terulang.

 

Lebih mengenal anak dengan memahami cara berpikirnya, mendengarkan setiap keluhan dan rasa senangnya. Berdiskusi mengenai semua hal secara terbuka akan meningkatkan rasa empati anak, sehingga anak mengerti bersosialisasi yang benar dan menghapus terjadinya kasus bullying.

Sri Utami Saroh
Sebenarnya peran orang tua sangat penting dalam hal ini, lebih-lebih dalam hal mengajarkan anak bersosialisasi supaya lebih kenal dengan dunia luar dan bisa menjaga dirinya dengan baik
Sri Utami Saroh
Website ibu&aku memang memuat artikel yang sangat penting dipelajari oleh semua kalangan, terutama para bunda-bunda. Terima kasih ibu&aku, makin banyak pengetahuan nih :)
Explore More

Ciri–ciri Si Kecil Yang Terintimidasi

- 07 Aug 2012

Mengajarkan Anak Untuk Makan Sendiri

Article- 05 Aug 2014

Tips Dalam Mendidik Anak Berkebutuhan...

Article- 03 Dec 2013