Seorang kakak dituntut untuk mengalah kepada adiknya, mengasuh serta membimbing adik-adiknya, begitu juga adik diminta untuk membantu kakaknya ketika kesulitan, saling mengalah ketika bertengkar. Namun walaupun mereka bersaudara sedarah, rasa persaingan tetap ada, tidak mau mengalah yang berakibat pertengkaran selalu saja terjadi. Dari kecil hingga dewasa, pertengkaran adik kakak terjadi di mana-mana. Ada 1 hal yang bisa menghidari pertengkaran ini agar tidak menjadi semakin besar, yaitu Empati.
Featured Story
Menurut pendapat Azalea E. Tani dan Terry Th. Panomban dalam buku “Menciptakan Hubungan Kakak Beradik yang Rukun”, empati sering digunakan untuk menunjukkan sikap dimana kita bisa memahami apa yang tengah dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain walaupun kita tidak mengalami hal yang persis dialami orang lain pada saat tersebut.
Keluarga sebagai fondasi dasar karakter anak, memegang peranan penting untuk belajar hidup saling tolong menolong. Anak yang dibiasakan untuk tumbuh dalam kepekaan hati, saling peduli, tidak egosi dan saling berbagi akan menjadi pribadi yang positif serta kehidupan keluarga akan rukun, aman dan damai.
Agar hal ini terjadi, salah satu hal yang harus dijaga adalah rasa amarah pada kakak beradik. Hindari rasa dendam atau pikiran buruk kepada saudara sendiri. Ketika salah satu dari mereka menyakiti yang lain, minta yang bersalah untuk meminta maaf dan mencium atau memeluk yang disakiti sehingga rasa emosi pun luluh dan hilang.
Mom dan Dad pun juga begitu, ketika Mom dan Dad berargumentasi di depan anak hingga masing-masing mulai meninggi suaranya, segera redakan emosi dengan meminta maaf dan berpelukan, sehingga anakpun melihat bahwa argumentasi dan meminta maaf adalah bagian dari kehidupan yang sportif. Kadang kita menang dan kadang kita kalah. Namun dalam keluarga, saling sayang menyayangi adalah nilai yang paling penting.
“OHANA means family. Family means nobody gets left behind or forgotten. – Stich, Disney movie “