Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita

Hindari Kekerasan Pada Anak

Kasus kekerasan pada anak kerap terjadi dimana-mana. Kekerasan fisik yang rancu batasannya antara menyiksa dan mendisiplinkan kerap terjadi di mana-mana.

Featured Story

Menyiapkan Anak Menginap Sendiri Di Rumah Kakek-Nenek

 

Dalam Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002 pada Bab III Pasal 13 tertera : (1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orangtua, wali, atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: diskriminasi, eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; ketidakadilan; dan perlakuan salah lainnya. (2) Dalam hal orangtua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan pemberatan hukuman.

 

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (KNPA) Arist Merdeka Sirait mengatakan kepada Tempo.Co bahwa anak-anak yang menjadi pelaku kejahatan seksual meningkat 10 persen pada 2014 -> http://bit.ly/1odDJOt

 

Kekerasan pada anak pun tidak sebatas kepada penyiksaan fisik yang kerap diliput oleh berita. Menelantarkan anak dan menyerahkan 100% urusan pengasuhan anak kepada suster seperti yang kerap terjadi di kota besar seperti Jakarta, ini pun juga termasuk tindak kekerasan pada anak. Mengapa begitu? Karena Penelitian Dante Cicchetti, ahli psikopatologi dari University of Minessota (AS) menyebut, 80% bayi yang ditelantarkan menunjukkan perilaku kelekatan yang tidak jelas. Pada usia balita, anak mulai menolak dan melawan pengasuhnya, sering gelisah, cemas serta bingung. Lalu di usia 6 tahun, anak mulai menunjukkan sikap pemberontkan dan menuntut perhatian dari orangtuanya. 

Ketika anak mengalami kekerasan fisik, trauma menguasai dirinya. Perasaannya terluka, rasa percaya dirinya hilang serta emosi amarah yang terpendam akan memicu anak mengulangi tindakan tersebut kepada orang lain ketika dia sudah besar. Hal ini bisa membentuk anak menjadi pelaku kejahatan saat dewasa nanti. 

 

Untuk mengatasi anak yang sudah terlanjur mengalami trauma, diperlukan beberapa pendekatan. Seperti konsultasi dengan psikolog serta kemauan dari orangtua untuk mengubah sikap, membesarkan rasa sabar serta kesadaran bahwa perkembangan kepribadian dan karakter seorang anak berawal dan terbentuk dari pola asuh orangtua. Anak yang besar dan tumbuh dalam lingkungan keluarga positif akan membentuk pribadi yang baik juga.

Aiunanda Rahmawati
kadang kalo udah marah suka nyubit , maaf ya de
Diah Pramesti
duh bisa trauma loh nanti si anak
Explore More

Menciptakan Waktu Berkualitas Di Akhir...

Article- 15 May 2013

Apa Gaya Belajar Anak Mom?

Article- 05 Aug 2015

Yuk Olahraga, Nak!

Article- 04 Sep 2015