Mom memang harus waspada terhadap penculikan anak. Untuk menghindari penculikan, sering kali orangtua mengajarkan anak untuk tidak berbicara dengan orang asing atau orang tak dikenal. Namun, menurut psikolog anak, cara tersebut tidak tepat. Ketika anak hilang di tengah keramaian dan merasa tidak aman, anak justru tidak bisa meminta tolong pada orang lain. Sebab, dalam pikiran anak tersebut, ia sama sekali tidak boleh bicara dengan orang tak dikenal.
Featured Story
Mom bisa mengajarkan anak mengenal orang-orang berseragam seperti satpam di mal atau ibu-ibu yang juga membawa anak untuk meminta pertolongan jika terpisah dari orangtua. Selain itu, jangan pula mengajari anak untuk menghindari orang berpenampilan buruk seperti orang-orang di jalanan. Akhirnya anak malah tidak bisa berempati kepada mereka yang membutuhkan. Ingat, penculik penampilannya malah bersih dan rapi.
Anak tak perlu dilarang untuk berbicara dengan orang asing. Namun, ajari anak untuk menolak pemberian orang lain seperti permen dan mainan, menolak ajakan orang lain, hingga melawan dan berlari sambil berteriak jika ada orang tak dikenal tiba-tiba menggenggamnya atau memeluknya.
Ajari Anak Waspada
Mengajarkan waspada bukan berarti menakut-nakuti ya Mom! Miris juga jika orangtua, apalagi nenek suka bilang “awas ada badut”. Atau suka menakuti-nakuti ada orang gila, jangan dekati orang compang-camping, jangan ke sana nanti diculik.
Padahal waspada bukanlah mengekang, tapi merupakan antisipasi agar anak tetap mengerti sosial, mana orang yang aman, mana orang yang harus diwaspadai. Ada beberapa orang yang bisa Mom perkenalkan kepada anak sebagai bala bantuan di kala mereka dalam kesulitan. Misalnya guru, ibu-ibu yang membawa anak atau orang yang berseragam seperti petugas keamanan. Sebuah penelitian menunjukkan, anak cenderung lebih mudah mengenali ibu-ibu yang membawa anak dibandingkan orang yang berseragam.
Tentu saja, Mom tidak hanya memberi informasi secara lisan, tapi harus bisa menunjukkan dan melatih anak-anak mengenali orang-orang tersebut. Cara melatihnya pun bisa dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, sambil bermain menemukan ibu-ibu yang membawa anak kecil ketika berada di keramaian atau bisa juga melakukan permainan menemukan petugas keamanan di mal.
Jika anaknya berumur di atas 4 tahun, pemahaman anak terhadap orang berseragam bisa lebih mudah lagi. Namun, tetap saja harus ditunjukkan. Selain ketiga sosok itu, Mom juga bisa mengenalkan orang-orang lainnya yang dianggap bisa membantu, seperti life guard jika berada di pantai atau kolam renang, maupun nenek-nenek atau kakek-kakek, karena orang lanjut usia sering kali mempunyai kepedulian yang lebih.
Dengan mengajarkan anak mengenali orang-orang yang bisa menolongnya kala ia berada dalam tekanan, ini bisa mengasah keterampilan anak ketika sedang dalam bahaya. Cara ini bisa menstimulasi anak untuk memutuskan apa yang akan ia lakukan ketika dalam kesulitan. Memang bukan hal yang mudah Mom, tapi harus dikembangkan.