Tugas utama seorang anak adalah belajar. Namun, tahukan Mom, bahwa proses belajar yang dilakukan anak tidak hanya terjadi di ruang kelas? Melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan bukan hanya membuat anak lebih ceria, tapi juga memperkaya wawasannya dan mengasah kecerdasannya.
Featured Story
Ada begitu banyak kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan oleh anak bersama orangtuanya. Berikut beberapa diantaranya:
- Olahraga
Waktu terbaik memperkenalkan olahraga adalah sejak anak punya kemampuan motorik kasar yang baik. Pada umumnya, di usia 6 tahun anak telah memiliki kemampuan gerak/motorik dasar yang diperlukan pada suatu cabang olahraga yaitu lari, lempar, lompat, tangkap, dan koordinasi mata dengan tangan maupun dengan bola.
Perkenalkan olahraga dengan bermain, misalnya bermain bola, menendang, menangkap, dan sebagainya. Bila dilakukan dengan cara ini, anak dengan cepat bisa menikmatinya. Tahap berikutnya adalah dengan mengajaknya melihat pertandingan, bisa melalui televisi atau langsung.
Lewat olahraga yang mendukung sportivitas, anak juga belajar bagaimana termotivasi untuk berprestasi dan bagaimana bersikap yang baik saat ia kalah dalam suatu pertandingan.
- Belajar bahasa
Kemampuan verbal anak akan semakin berkembang di masa pra sekolah dan sekolah. Mendorongnya untuk belajar bahasa adalah salah satu cara mengasah kecerdasan bahasanya. Sebaiknya dorong ia untuk belajar bahasa aslinya dahulu sebelum memperkenalkannya pada bahasa lain seperti Inggris dan Mandarin.
Mom dapat mengawalinya dengan membacakan ia buku, melakukan storytelling secara bergantian, bermain puzzle atau game board menyusun kata atau kalimat. Jika sudah semakin pintar, anak bisa diminta untuk menulis cerita lalu dibacakan di depan keluarga yang lain. Untuk bahasa asing, anak dapat mempelajarinya sedikit demi sedikit menggunakan buku bacaan. Jika anak memang tertarik pada bahasa tersebut, Mom baru bisa memasukannya ke kelas bahasa.
- Anggota komunitas
Sama seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) di sekolah, ada baiknya ajak anak memutuskan komunitas apa yang ingin ia ikuti. Biasanya komunitas yang menarik anak adalah komunitas penggemar olahraga tertentu, komunitas hobi seperti fotografi dan komunitas teknologi seperti robotik.
Mom dan Dad bisa mengarahkan, memotivasi dan mengawasinya saja dengan mempertimbangkan:
- Sesuaikan dengan minat, bakat, hobi, dan kemampuan anak.
- Lihat jadwal kegiatannya, jangan sampai bertabrakan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
- Bukan karena sekadar ikut-ikutan, tanyakan kesungguhannya.
- Kegiatan belajar tetap yang utama. Buat perjanjian dengan anak bahwa apabila nilai-nilainya menurun, ia akan berhenti dari komunitas untuk sementara waktu.
Yang harus Mom dan Dad ingat, jangan memaksa anak melakukan beberapa kegiatan tersebut. Memaksakan kehendak pada anak hanya akan membuat anak tidak mandiri dan tidak termotivasi. Selalu dukung anak dengan bimbingan dan arahan, namun tetap memberikannya ruang untuk bereksplorasi.