Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia, sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan, termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga dan sebaya, lingkungan pekerjaan, juga media massa.
Featured Story
Keluarga merupakan tempat pendidikan informal pertama kali berlangsung, di mana seseorang mulai membentuk dan menemukan karakter dirinya. Dalam keluarga, anak memerlukan peran orangtua dalam setiap fase perkembangan fisik dan psikisnya. Mulai dari masa prenatal dalam kandungan, usia prasekolah, usia sekolah dasar, remaja, dan dewasa, orangtua menjadi tumpuan seorang anak yang dapat mengarahkan perkembangannya.
Berikut tiga poin penting dalam pendidikan informal dalam keluarga:
1. Menciptakan pola asuh yang baik
Dalam mendidik anak, orangtua tidak boleh sembarangan menerapkan pola asuh. Tidak sedikit orangtua yang pertama kali memiliki anak, dalam memperlakukan anaknya tanpa pertimbangan panjang. Sebagai contoh Mom yang dengan mudah menuruti semua keinginan anak, dengan alasan agar tidak rewel. Tanpa disadari, anak akan merasa bahwa rengekan adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa yang dimauinya. Hal ini tidaklah baik, karena membentuk sikap manja dan kurang peka terhadap lingkungan.
2. Quality Time
Penting bagi setiap pasangan orangtua yang sibuk bekerja. Dad harus memiliki prioritas waktu untuk keluarga, khususnya anak. Misalnya, Dad yang memiliki perkerjaan yang banyak menyita waktu, harus meluangkan waktunya satu atau dua hari dalam seminggu untuk berkumpul bersama keluarga tanpa gangguan. Quality time biasanya menjadi momen yang paling ditunggu bagi setiap keluarga, sebagai saat kebersamaan dan berkomunikasi secara lebih efektif.
3. Reward dan Punishment
Pemberian reward and punishment juga dapat diterapkan dalam mendidik anak. Dengan begitu anak akan belajar bertanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak. Namun dalam memberikan punishment sebaiknya dipilih hukuman yang tetap punya nilai edukasi, bukan hukuman fisik.
Melalui pendidikan informal yang baik dalam keluarga, generasi yang lebih peka dan bertanggung jawab akan terbentuk.