Berubah peran dari wanita karir menjadi ibu rumah tangga, tidak jarang membuat para mom mengalami stres dalam menjalani masa transisi. Sebuah perubahan yang cukup drastis dalam kehidupan mom dan butuh banyak penyesuaian di usia yang mom yang tidak relatif muda lagi. Tanpa disadari, mom jadi lebih sensitif hingga marah-marah terus ke anak serta suami. Ada juga jadi yang cuek banget kepada anaknya. Jika kondisi ini berlarut-larut, dampaknya tidak baik kepada anak serta pasangan.
Featured Story
Dalam ilmu psikologi, dikenal ada 4 metode manajemen stres yang bisa mom lakukan untuk melewati masa transisi ini:
1. Kerekayasaan organisasi dimana mom mengubah lingkungan rumah agar jadi lebih nyaman dan menyenangkan untuk mendukung kegiatan sehari-hari mom. Misalnya berhentikan baby sitter dan ganti dengan pengasuh anak yang gajinya lebih murah, luangkan waktu 1 jam setiap hari untuk "me time" baik itu sekedar membaca buku atau ngobrol dengan sahabat mom, rubah layout rumah agar alur kegiatan menjadi lebih lancar, bikin sistem belanja yang praktis bagi mom agar tidak bolak balik ke supermarket.
2. Kerekayasaan kepribadian adalah strategi yang buat dalam mengubah pola pikir dan mencari hal yang menjadi pemicu stres, lalu ubah hal/pola pikir tersebut menjadi hal yang positif. Misalnya mom masih berpikiran bahwa ibu rumah tangga adalah profesi yang tidak bergengsi, maka carilah role model orang terdekat yang berhasil melewati fase transisi ini dengan mulus.
3. Penenangan pikiran. Luangkan waktu untuk relaksasi lewat yoga / berenang/ ke salon untuk perawatan tubuh. Intinya cari suatu kegiatan yang dapat membantu mom rileks dan mengurangi rasa tegang di tubuh serta pikiran mom sehingga stres berkurang
4. Aktivitas fisik. Ketika tubuh beraktivitas, energi negatif dari stres terbuang dan tergantikan dengan energi positif serta memberi kesempatan untuk otak beralih pikiran dari hal pemicu stres aktifitas fisik semacam olahraga terbukti membantu kita agar lebih kebal terhadap stress.
