Kedua obat ini kerap menjadi andalan untuk meredakan demam pada anak. Namun, perlu hati-hati saat menggunakannya. Untuk anak-anak obat ini aman dikonsumsi asal tepat dosis dan indikasinya, serta tidak ada alergi.
Featured Story
Selain itu, Mom juga harus tahu bahwa obat pereda demam ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut penjelasannya:
- Parasetamol
Parasetamol merupakan golongan analgetik atau pereda nyeri ringan hingga sedang. Efek antiperiknya berpengaruh untuk menurunkan demam. Obat ini bekerja dengan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengendalikan suhu tubuh.
Parasetamol mengurangi rasa sakit dengan cara mengurangi produksi zat dalam tubuh yang disebut prostaglandin. Sehingga tubuh menjadi tidak terlalu fokus pada rasa sakit.
Mengingat efek sampingnya yang minim, parasetamol cukup aman bagi bayi dan anak, serta merupakan obat penurun panas yang paling banyak tersedia di pasaran dengan berbagai macam merek.
Untuk anak-anak, pastikan beri dosis sesuai umur. Parasetamol dapat diminum setiap 4-6 jam sekali. Dosis yang aman bagi anak adalah 10 hingga 15 mg/kg berat badan dalam 1 dosis pemberian dan diijinkan 4 hingga 6 kali sehari.
Umumnya konsumsi parasetamol tak menimbulkan masalah dan tanpa mengalami efek samping. Walau demikian, parasetamol mungkin saja menyebabkan efek samping seperti ruam, pembengkakan, kesulitan bernapas akibat gejala alergi, dan tekanan darah rendah (hipotensi).
Saran terbaik, meski parasetamol merupakan penurun demam yang paling dianjurkan pada anak, namun jangan mengonsumsi parasetamol melebihi dosis. Terlalu banyak mengonsumsi obat ini bisa merusak organ hati dan ginjal.
- Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat yang dapat digunakan untuk meredakan demam pada bayi dan anak usia diatas 6 bulan. Efek menurunkan demam yang dimiliki ibuprofen memang lebih kuat daripada parasetamol, walau demikian efek sampingnya juga lebih besar.
Efek samping seperti seperti mual dan muntah, perut kembung, tukak lambung, tinja berwarna hitam atau disertai darah, maupun muntah darah bisa terjadi. Pemberian lebih dari dosis yang dianjurkan juga dapat memicu mual, muntah, nyeri lambung, hingga pendarahan pada lambung.
Dosis ibuprofen yang dapat diberikan adalah 5-10 mg/kg BB/pemberian, diberikan hingga tiga kali perhari setiap 6 hingga 8 jam sekali. Perhitungan dosis obat sebaiknya didasarkan pada berat badan dibandingkan usia, dan sebaiknya diminum setelah makan.
Professor Paul Little dari University of Southampton mengatakan bahwa ibuprofen merupakan anti-inflamasi. Sehingga ada kemungkinan bahwa obat ini mengganggu respon imun dan menyebabkan gejala berkepanjangan pada beberapa orang.