“Dear diary, hari ini aku kesal banget karena Mom marahin aku di depan teman-teman. Aku malu dan gak suka diperlakukan seperti anak kecil. Kenapa sih Mom harus begitu? Gak ngerti apa kalo aku itu gak suka digituin.”
Featured Story
Menulis diary yang dikenal oleh berbagai generasi terbukti ampuh untuk melampiaskan emosi yang positif. Ambil saja beberapa contoh orang yang dikala patah hati atau posisi kepepet menjadi jutawan dengan menulis kisah hidupnya atau kisah khayalannya seperti JK.Rowling dengan Harry potter.
Menulis di buku dan goresan tangan membantu anak melampiaskan emosinya. Ketika dia kesal, maka tulisanya akan tebal dan besar. Atau berupa gerundelan isi hatinya. Namun ketika dia senang, maka tulisannya akan rapih dan penuh dengan gambar–gambar indah.
Lambat laun emosi yang melanda anakpun, mereda secara berangsur-angsur. Dengan menulis pun, secara tidak langsung anak semakin pintar dalam mengatur emosinya serta anak berlatih untuk menuangkan ide, daya khayalnya menjadi sebuah tulisan nyata. Bermula dari cerita tentang kesehariannya, Mom juga bisa memberikan anak ide untuk mengembangkan cerita dengan tokoh lain. Wujudkan daya khayalnya kedalam tulisan sehingga anak terlatih untuk berekspresi dalam kata dan tulisan. Kosa kata dia bertambah, keahlian menulis pun juga semakin pandai. Anak yang kreatif akan mengekspresikan emosinya dengan gambar juga. Sehingga gambar dan tulis saling mendukung pesan yang hendak dia sampaikan
Gali imajinasinya dengan pancingan pertanyaan membangun serta kenalkan anak berbagai kata emosi sehingga anakpun semakin pintar dalam berekspresi. Agar dia semakin semangat, berikan anak buku tulis yang cantik dengan bullpen lucu sebagai perangkat tulis.
Selamat mencoba Mom…