Emosi merupakan bentuk komunikasi anak dengan orang lain. Melalui ekspresi emosi yang ditampilkan anak, maka seorang anak dapat memperlihatkan kebutuhannya, keinginannya, harapannya, dan perasaannya kepada orang lain, khususnya kepada orang tuanya.
Anak yang memiliki ketegangan emosi, akan mempengaruhi keterampilan motorik anak, misalnya: ketika marah, anak menjadi susah menulis. Selain itu ketegangan emosi akan mempengaruhi konsentrasi dan daya ingatnya, misalnya: anak yang lagi kesal akan sulit untuk menghapalkan doa-doa pendek, sebaliknya anak yang sedang gembira akan mudah menghapalkan surat-surat pendek yang kita ajarkan.
Seringkali kita menemui orangtua atau guru yang kesulitan memahami emosi anak anaknya. Cara terbaik untuk memahami anak kita adalah, mengakui emosinya (kenali emosinya) dan beri mereka kekuatan untuk menemukan solusi atas masalah mereka sendiri.
Caranya adalah :
1. Dengarkan anak dengan empati
Mendengarkan anak dengan empati (Empathic Listening), berarti kita menerima emosi anak dan memberikan respon yang tepat terhadap apa yang dirasakan anak. Menerima emosi anak, berarti kita menerima emosi apapun yang dirasakan anak saat itu dan memberi dia kesempatan untuk mengenali perasaannya sendiri.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan orangtua agar menjadi empathic listener terhadap anak-anaknya, yaitu:
a. menggunakan panca indera kita untuk mengidentifikasi dan mengamati petunjuk dan isyarat fisik dari emosi anak (wajahnya, tangannya, suaranya, desahan napasnya)
b. menggunakan imajinasi kita untuk melihat situasi tersebut dari sudut pandang anak (membayangkan gimana ya rasanya kalau aku berada di posisi dia)
c. menggunakan kata-kata untuk merumuskan kembali dengan cara yang menenangkan dan tidak mengecam (merefleksikan kembali apa yang dirasakan anak dengan ungkapan yang tepat)
d. membantu anak memberi nama emosi yang mereka rasakan tersebut
e. menggunakan hati untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh anak
2. Mengenali dan mengambarkan emosi
Perlu bagi kita sesaat untuk mempelajari makna dari emosi, karena ini penting bagi kita untuk bisa mencerminkan emosi anak dan mengerti dengan pasti apa yang mereka rasakan. Dengan dimengertinya perasaan mereka, maka mudah bagi mereka untuk terbuka dan bicara tentang masalah mereka.
Dengan turut mengerti perasaan emosi anak dan membiarkan menemukan solusi masalahnya sendiri maka anak akan merasa dipahami dan nyaman. Serta akan tumbuh rasa percaya diri dilingkungan yang menghargai dia. Dan berikutnya akan mudah bagi anak untuk terbuka terhadap orangtuanya, dan sikap saling percaya antara orangtua dan anak akan terbentuk dengan baik.
Berikut ini beberapa tips lain untuk memahami emosi anak:
a. Jika anak marah dan menggunakan kekuatannya, apa yang ia inginkan sesungguhnya adalah otonomi, ikut memutuskan dan tanggung jawab
b. Jika ia menyakiti untuk membalas, yang ia butuhkan sesungguhnya adalah keadilan dan perlakuan yang sama
c. Jika anak takut dan tidak berani melakukan sesuatu, apa yang ia butuhkan adalah, dorongan dan dukungan
d. Jika anak merengek minta perhatian, apa yang sesungguhnya diinginkan adalah rasa memiliki dan dimiliki, pengakuan, keterlibatan