Kebanyakan anak mungkin kesulitan untuk lepas dari ketergantungan popok (diaper). Begitu pun dengan sebagian orangtua, kerap merasa repot ketika berada di luar rumah jika anak bepergian tanpa popok sekali pakai (pospak). Namun, kemandirian dalam mengendalikan buang air kecil dan buang air besar merupakan bagian dari tahapan perkembangan yang harus dikuasai oleh setiap anak. Sebenarnya tidak ada batasan waktu yang pasti kapan seorang anak melakukan latihan buang air di toilet/kamar mandi. Yang terpenting, hal itu dilakukan saat anak sudah benar-benar siap. Perlu Mom & Dad ketahui, umumnya usia kesiapan anak untuk dilatih toilet training ialah 18-24 bulan, bahkan ada beberapa anak yang baru bisa saat 30-36 bulan. Anak yang lulus dalam proses toilet training tentu tidak luput dari peran orangtua yang terus melatihnya secara bertahap. Cara-cara berikut ini bisa Mom pertimbangkan dalam proses toilet training terhadap si kecil:
Featured Story
1. Pastikan anak siap
Anak akan terlihat siap ketika mulai buang air secara teratur pada waktu yang relatif konsisten. Selain itu, saat anak ingin buang air kecil atau buang air besar, ia akan memberikan tanda, baik dari gerak tubuh maupun suara
2. Jelaskan kegiatan di kamar mandi
Dimulai dengan memperkenalkan apa saja kegiatan yang dilakukan di kamar mandi. Arahkan anak untuk membiasakan buang air kecil atau air besar di pispot atau potty chair. Tentu ada perbedaan cara buang air kecil untuk anak laki-laki dan anak perempuan. Mom & Dad jangan lupa untuk bantu anak memakai pispot/toilet seat. Terkadang, anak lebih cepat mengerti dengan contoh yang langsung diperagakan dibandingkan dengan penjelasan lewat kata-kata
3. Mengatur jadwal
Perlu diingat bahwa toilet training bukanlah kemampuan yang sederhana. Untuk itu, Mom sebaiknya membuat perkiraan jadwal siklus buang air kecil dan buang air besar. Misalnya, anak biasa buang air besar di pagi hari dan buang air kecil satu jam sekali. Hal tersebut dapat membantu orangtua untuk mengajaknya ke toilet di waktu yang tepat
4. Gunakan cara seru
Gunakan cara yang seru untuk menghindari rasa bosan anak saat melakukan toilet training. Mom bisa menyediakan boneka kesayangannya sebagai alat peraga atau dengan menempelkan stiker kesukaannya di pispot, agar anak gembira dan semangat melakukan toilet training
5. Senantiasa berikan apresiasi
Jangan ‘pelit’ untuk memberikan pujian ketika anak berhasil melakukan setiap keberhasilan selama proses toilet training. Katakan bahwa ia sudah berhasil dan membuat Mom & Dad bangga padanya. Terjadinya kesalahan selama proses toilet training pasti tak terhindarkan. Hindari untuk menghukumnya, ya Mom! Sampaikanlah dengan kata-kata yang halus dan tidak menunjukkan ekspresi marah ataupun kecewa karena dapat membuat anak takut (trauma).
Mom, suksesnya toilet training adalah hasil dari kerja sama yang ‘kompak’ antara orangtua dan anak. Tentu diperlukan kesabaran dan usaha yang lebih agar proses toilet training ini berjalan lancar dan menyenangkan bagi anak.