Menanamkan kepercayaan diri pada anak memang tugas Mom yang cukup berat. Apalagi faktor ini berkaitan dengan kesuksesan yang diraihnya di kemudian hari. Sayangnya, tanpa disadari para orangtua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang justru menurunkan kepercayaan diri anak, seperti berikut ini.
Featured Story
- Menyepelekan Usahanya
- Terlalu Membantu Anak
- Mengungkit Terus Kesalahannya
- Membandingkannya dengan Anak Lain
Tiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal yang menurut Mom mudah bisa jadi hal yang menyulitkan anak, misalnya mengucapkan warna dalam bahasa inggris mungkin gampang dilakukan oleh Mom dan teman sebayanya, tapi ia mengalami kesulitan untuk menghafal kosa kata dalam bahasa asing.
Sayangnya, sikap Mom yang menyepelekan usahanya untuk menaklukkan masalah dapat menurunkan kepercayaan dirinya. Selain itu, anak dapat merasa dirinya bodoh dan tidak memiliki kemampuan untuk terus maju. Yuk ganti sikap sinis dan nyinyir dengan memberikan pujian maupun kata-kata positif untuk membesarkan hatinya, apapun hasil yang diberikan sesuai usahanya.
Anak sulit mengikat tali sepatu, Mom sigap membantu. Begitu juga saat ada kesulitan mengerjakan PR, ada orangtua yang menggantikannya. Walau terlihat seperti membantu, tapi anak dapat berubah menjadi malas, tergantung pada orang lain, dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk mencoba mandiri.
Sesekali biarkan ia berusaha sendiri, sesuai dengan kemampuannya. Cukup berikan pendampingan dan kata-kata positif untuk menyemangati dan meyakinkannya bahwa anak bisa menyelesaikan masalahnya.
Salah itu normal, bahkan dari kegagalan anak dapat belajar banyak hal. Mulai dari letak kekuatan dan kelemahan, serta memperbaiki cara yang lebih efektif agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama. Akan tetapi sikap Mom yang mengungkit hal-hal buruk di masa lalu justru akan menurunkan sikap percaya dirinya. Lama-lama, ia akan mengingat dirinya sebagai orang gagal dan tidak punya kemampuan yang cukup untuk melangkah maju.
Masih banyak orangtua yang meyakini bahwa membanding-bandingkan prestasi orang lain di depan anak akan membuatnya lebih termotivasi. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, anak akan merasa diremehkan dan tidak berharga. Selain itu, cara ini membuatnya menghalalkan segala cara, asal dapat meraih hasil yang ia anggap mampu membanggakan para orangtuanya.
Stop membandingkan anak dengan saudara, orang lain, bahkan dengan Mom sendiri. Setiap anak itu spesial, dengan kelebihan dan kelemahannya masing-masing, sehingga dapat berkembang dengan cara dan hasilnya sendiri.
Ingin anak tumbuh dengan rasa percaya diri yang tinggi? Yuk, Mom hindari sikap-sikap negatif ini!