Sebagai orang tua, Mom dan Dad tentu perlu mewaspadai beberapa penyakit menular yang bersifat endemik, atau terus menerus hadir dalam suatu populasi tertentu, khususnya di Indonesia. Berikut beberapa penyakit menular yang lazim menyerang anak-anak.
- Tifus
Demam tifoid, atau yang lebih dikenal dengan tifus, disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Di Indonesia, sebanyak 21 juta orang terkena tipes setiap tahunnya, dan mayoritas mengenai anak di bawah usia 15 tahun. Jika tidak segera ditangani, akibatnya bisa membahayakan nyawa anak. Gejala tifus meliputi: demam tinggi, diare, mual muntah, serta sakit kepala dan perut. Anak yang mengalami gejala ini harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat. Agar anak selalu terhindar dari bakteri tipes, awasi selalu kebersihan makanan/minuman yang dikonsumsinya dan ajarkan untuk rajin mencuci tangan ya, Mom. - DBD
Berdasarkan data WHO, Indonesia menduduki peringkat kedua negara endemis demam berdarah atau DBD. Penyakit ini menyebar melalui vektor nyamuk aedes aegepty. Beda dengan demam biasa, pada kasus DBD, anak mengalami demam tinggi hingga lebih dari 38⁰C secara mendadak, tanpa dibarengi oleh batuk maupun pilek. Selain itu, anak akan merasakan nyeri sendi, sakit kepala, hingga mual dan muntah serta mimisan dan timbul bintik-bintik merah di beberapa bagian tubuh (namun sekarang di beberapa kasus, DBD bisa muncul tanpa bintik merah). Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, segera bawa ke rumah sakit, ya. Pencegahan DBD yang efektif adalah dengan membasmi sarang nyamuk terutama yang ada di sekitar rumah yakni melakukan 3M yaitu menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas. Selain itu, Mom dan Dad juga dapat bekerjasama dengan RT/RW setempat untuk melakukan fogging, melindungi anak dengan menggunakan kelambu tidur, menanam tanaman pengusir nyamuk serta menggunakan stiker atau lotion nyamuk. - Cacingan
Penyakit cacingan tidak digolongkan sebagai penyakit endemik, namun penyakit ini tercatat diderita oleh 20-30% anak Indonesia. Beberapa jenis penyakit cacing yang umum diderita oleh anak, yakni cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, serta cacing cambuk. Penyebaran penyakit cacing dapat melalui kontak tangan dan kaki anak saat bermain di tanah. Jika ia tak segera mencuci tangan, maka risiko masuknya telur cacing ke tubuh menjadi lebih besar. Selain kontak dengan tanah, anak juga dapat tertular lewat kontak tangan dengan penderita cacingan, terutama anak yang menderita cacing kremi. Oleh karenanya, biasakan anak cuci tangan dan kaki setelah bermain di luar rumah ya, Mom. Beberapa gejala anak terkena cacing adalah anak lesu, susah makan, susah naik berat badan. Selain itu, cacingan juga dapat menyebabkan anemia dan diare, serta berpotensi menghambat pertumbuhannya dalam jangka panjang. Jika Mom curiga anak terkena cacing, segera periksakan ke dokter. - Cacar
Kasus varisela atau cacar air banyak diderita oleh anak kecil di bawah 10 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella-zooster, dan menular secara mudah melalui kontak langsung dengan penderita cacar air. Gejala cacar air yang paling khas adalah munculnya ruam merah yang kemudian berubah menjadi bintil merah di wajah, belakang telinga, kepala, dada, punggung, perut, hingga tangan dan kaki. Bintil merah berisikan cairan gatal ini kemudian akan mengering dan mengelupas dalam waktu 7-14 hari. Nah, untuk mencegah anak terkena cacar air, Mom dan Dad dapat memberinya vaksin melalui dokter, selain menjaga kebersihan diri dan lingkungan anak.